VIVAnews - Banyak toko di ibukota Jepang, Tokyo, kehabisan air minum kemasan setelah diborong penduduk. Mereka khawatir setelah muncul kabar bahwa radiasi dari pembangkit listrik teaga nuklir (PLTN) yang rusak, walau berjarak sekitar 250 km, telah mencemari jaringan air keran, sehingga tidak aman bagi anak kecil.
Menurut kantor berita Associated Press, pemerintah Tokyo hari ini mulai memberi jatah air minum kemasan di sejumlah lokasi, dimana setiap keluarga berhak mendapat tiga botol. Tokyo diperkirakan memiliki 80.000 keluarga yang memiliki bayi berusia 12 bulan ke bawah.
Sebenarnya, kadar pencemaran pada sistem air keran di Tokyo hari ini sudah balik ke tingkat aman. Namun, penduduk tampak tidak mau ambil risiko, karena kadar air keran di dua prefektur (provinsi) yang bertetangga, yaitu Chiba dan Saitama, malah menunjukkan kadar berbahaya, yang bisa menyebabkan kanker.
Itulah sebabnya, penduduk di Tokyo memborong air kemasan di toko-toko. Padahal pemerintah setempat sudah meminta warganya, yang berjumlah 13 juta jiwa, untuk tidak panik.
Namun, warga yang memiliki anak kecil tidak mau ambil risiko. "Pikiran pertama saya adalah perlu membeli air kemasan," kata Reiko Matsumoto, seorang ibu yang memiliki putri berusia lima tahun, seperti yang dikutip stasiun berita MSNBC. "Saya pun tidak tahu apakah masih bisa memandikan dia," lanjut Matsumoto.
Pengelola sejumlah toko mengaku sudah kehabisan pasokan. "Para konsumen terus meminta air kemasan. Namun kami tidak berbuat apa-apa," kata Masayoshi Kasahara, seorang staf supermarket di kawasan timur Tokyo, seperti yang dikutip harian The Star. "Kami sudah minta pasokan baru, namun tidak tahu kapan pengiriman berikut akan datang," lanjut Kasahara.
Menurut Toru Kikutaka, penjaga supermarket di kawasan lain di Tokyo, setiap konsumen sebenarnya sudah dijatah membeli paling banyak dua botol air kemasan berukuran dua liter. Namun, tetap saja habis.
Sementara itu, tim teknisi masih berjuang keras memperbaiki enam reaktor nuklir yang rusak di Fukushima, yang dekat dengan pusat gempa berkekuatan 9 pada Skala Richter dan tsunami yang menghantam kawasan timur laut Jepang pada 11 Maret lalu.
Fukushima terletak 250 km dari sebelah utara Tokyo. Pihak berwenang memperkirakan, jumlah korban tewas maupun warga yang masih hilang akibat bencana itu sebanyak lebih dari 25.000 jiwa.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar