Sabtu, 20 Oktober 2012

FOTO | Rudal-Rudal Iran yang siap gempur Amerika dan Israel

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 22.13, under ,,,, | 8 comments

Pentagon ternyata mengakui kehebatan sistem rudal Iran. Disebutkan bahwa sistem rudal Iran telah meningkat dan akan menunjukkan kekuatan tangguh dalam mempertahankan wilayahnya.

"Iran telah meningkatkan tingkat mematikan dan efektivitas sistem-sistem yang ada dengan memperbaiki keakuratan dan mengembangkan muatan submunisi baru yang memberikan kekuatan pengrusak atas wilayah yang lebih luas," demikian laporan Pentagon yang dilansir Bloomberg, Jumat (13/7/2012).

Laporan Pentagon bertanggal 29 Juni itu, ditandatangani Menteri Pertahanan AS Leon Panetta. Laporan tersebut disampaikan ke empat komite pertahanan Kongres AS pekan lalu. Pembuatan laporan ini guna memenuhi instruksi tahun 2010 untuk memberikan penilaian rahasia dan tidak rahasia mengenai kekuatan militer Iran.

Untuk lebih jelasnya, inilah foto-foto Rudal Iran yang membuat barat dan israel merinding.














Rusia Ciptakan Balistik Antar benua untuk tembus perisai rudal AS

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.51, under , | 3 comments

balistik-rusiaRusia akan mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru yang dirancang khusus untuk menembus sistem perisai rudal rancangan AS. Rudal baru ini akan menggunakan bahan bakar cair sehingga memiliki kemampuan bermanuver lebih baik dibandingkan pendahulunya.

Rencana tersebut disampaikan Panglima Kesatuan Rudal Strategis Rusia (Strategic Missile Forces/SMF) Letnan Jenderal Sergei Karakayev di Moskwa, Jumat (16/12/2011) waktu setempat.
"Keputusan sudah dibuat untuk menciptakan jenis rudal berat yang diluncurkan dari silo dan akan memiliki kemampuan yang lebih canggih untuk menembus, secara hipotetis, sistem pertahanan rudal AS," tutur Karakayev, yang mengatakan, tahun depan pihaknya akan menguji coba sedikitnya 11 ICBM.

ICBM baru ini akan menggantikan ICBM lama andalan Rusia selama ini, yakni rudal Voyevoda R-36M2, yang oleh NATO diberi nama sandi rudal "Satan" (setan). R-36M2 mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir dengan jarak jelajah maksimum 11.000 kilometer.

Hubungan Rusia dan AS akhir-akhir ini kurang mesra sejak AS dan NATO ngotot membangun sistem perisai rudal di Eropa. Rusia merasa terancam dengan sistem pertahanan tersebut, sementara AS dan NATO bersikeras sistem tersebut tidak ditujukan kepada Rusia, tetapi untuk menangkis serangan rudal balistik dari "negara-negara nakal" semacam Iran.

Menurut Karakayev, Iran belum memiliki teknologi ataupun potensi industri untuk membuat rudal-rudal balistik. Meski ada beberapa laporan media bahwa Iran telah menguji coba ICBM, SMF meragukan rudal-rudal Iran itu memiliki jarak jelajah efektif hingga ke Eropa.



Jenderal bintang tiga ini menambahkan, rudal-rudal lama Rusia yang masih menggunakan bahan bakar padat mungkin akan kesulitan menembus sistem perisai rudal terbaru AS. Roket berbahan bakar padat memiliki kelemahan, yakni sekali bahan bakar dinyalakan, seluruh cadangan bahan bakar akan terbakar habis tanpa bisa dihentikan.

Namun, dengan bahan bakar cair, pasokan bahan bakar yang dibakar bisa diatur menggunakan sistem pipa dan katup sehingga tenaga dorongan roket bisa diubah-ubah, yang artinya roket akan memiliki kemampuan manuver yang lebih baik.
Kelebihan ini masih ditambah dengan rencana Rusia menerapkan sistem kontrol rudal balistik generasi keempat (4G) mulai tahun depan. Sistem kontrol baru ini akan disebar di seluruh pos komando, tempat peluncuran tetap, hingga fasilitas peluncur mobil.

Karakayev mengatakan, sistem kontrol generasi baru ini dirancang khusus untuk memastikan kendali yang lebih canggih bagi rudal-rudal nuklir generasi baru milik Rusia. (Sumber: RIA Novosti) 

Mengejutkan! Dephan AS Ternyata tak Punya Bukti Kalau Usamah bin Ladin Tewas

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.46, under , | 1 comment

Usamah bin Ladin tewas pada 1 Mei lalu. Namun rupanya warga AS pun ada yang tak puas dengan keterangan pemerintah AS terhadap kematian Usamah. Redaktur laman gaya hidup Gizmodo, Sam Biddle, akhirnya mencoba mengorek lebih jauh lagi perihal kematian Usamah. Benarkah negaranya terlibat dan sejauh mana bukti-bukti yang ada.

Biddle menggunakan jalur Freedom of Information Act (FOIA). Ia meminta akses data ke Dephan AS yaitu Pentagon soal bukti-bukti lengkap yang menyatakan pemerintah AS terlibat atau memiliki dokumen soal tewasnya Usamah. Lewat jalur FOIA, pemerintah AS wajib menjelaskan serinci mungkin permintaan yang diajukan oleh warga negaranya. Bahkan kalau tak puas dengan jawabannya, warga negara masih bisa mendesak Dephan untuk banding informasi itu.

Apa hasilnya dari permintaan Biddle? Cukup mengejutkan. Ternyata pemerintah AS tak memiliki selembar dokumen pun, termasuk foto dan atau video, atau cuplikan video terkait pemakaman Usamah di laut maupun operasi itu.

William T Kammer, kepala divisi Freedom on Information Direktorat Jasa Eksekutif Dephan AS, mengatakan pada Biddle bahwa ia tak menemukan satu bukti pun soal Usamah tewas! Kammer meminta informasi ini ke sejumlah pihak di dalam Dephan AS. Pertama, ia meminta ke Office of the Chairman of the Joint Chief Staff (OCJC). "Kami telusuri ke Direktorat Operasi Global yang biasanya menyimpan seluruh dokumen soal operasi, kami mencari hard copy maupun data elektronik. Tapi tak ada catatan satupun tentang itu. Kami juga mencari data dari email Ketua Joint Chiefs of Staff AS Admiral Mike Mullen, hasilnya pun nihil. Kami mencari dalam server maupun hard disk lainnya, juga tidak ada rekaman soal tewasnya Usamah," demikian Kammer. Pencarian itu dibatasi oleh jangka waktu 1 Mei-31 Mei 2011.

Kammer mencoba jalan lain. Ia ke US Special Operations Command (USSOCOM). Tugas komando ini adalah untuk menghancurkan setiap ancaman teroris yang ada. Artinya, setiap ada operasi khusus yang melibatkan angkatan bersenjata AS, maka USSOCOM mengetahuinya. Hasilnya pun serupa. "USSOCOM mencari dokumen di markas dan di sejumlah tempat lain, tak ada rekaman apapun terkait permintaan Anda soal Usamah bin Ladin. Kami mencari lewat sistem pencarian spesifik maupun hard copy dan data elektronik termasuk email, tetap tidak ada!" kata Kammer.

Dua jalan buntu. Kammer mencoba alternatif ketiga. Dengan asumsi Usamah, sesuai pernyataan AS bahwa dikubur di laut, maka USS Carl Vinson harusnya mengetahui operasi tersebut. Kammer meminta data ke USS Carl Vinson. Komando AL Armada Pasifik menegaskan tak ada satupun prajurit AS yang merekam, memfoto, penguburan Usamah ke laut. Kammer juga sempat memeriksa sistem email kapal induk tersebut, siapa tahu ada yang berdiskusi soal Usamah, ternyata tak ada satupun hasilnya.

Pernyataan Dephan ini tentu saja aneh. Karena operasi khusus membunuh Usamah adalah operasi tingkat tinggi. Bahkan detik-detik penggerebakannya disaksikan oleh Presiden AS Barack Obama dan Menlu Hillary Clinton.

"Lha, kalau tidak ada satupun di militer AS yang punya bukti Usamah telah tewas, apakah ia benar-benar tewas? Atau bagaimana?" tanya Biddle dengan gusar.

Anda pilih percaya yang mana? Usamah tewas atau ternyata....
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Gizmodo
Via: Republika

Mantan Marinir AS Yakin, Dalang 9/11 Adalah Zionis Israel

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.45, under | No comments

Image634690447928437500Mantan veteran Korpd Marinir Amerika Serikat (AS) mengungkap fakta bahwa Israel mendalangi serangan 9/11. Ia menyatakan jika AS mengetahui hal ini maka Rezim Zionis di Israel pasti akan dimusnahkan.

Penulis, konsultan dan mantan veteran yang mengkhususkan diri pada masalah keamanan nasional dan internasional, Alan Sabrosky mengisahkan percakapannya dalam dua minggu terakhir dengan salah seorang rekannya di Kampus Army War, di Markas Korps Marinir.

Ia menyatakan, tragedi 9/11 yang selama ini identik dengan serangan teroris jaringan Alqaidah pada dasarnya merupakan ulah Zionis Israel.

"Saya sudah melakukan perbincangan selama dua pekan dengan salah satu rekan di Markas Korps Marinir. Saya yakin 100 persen serangan 9/11 adalah bagian dari operasi Mossad yang dilakukan Zionis Israel,' ujar Sabrosky di situs Youtube.

Salah satu yang paling meyakinkan Sabrosky adalah mengenai runtuhnya gedung ketiga saat terjadi serangan 9/11. Menurut Sabrosky runtuhnya gedung ke tiga ini bukan akibat dari tabrakan pesawat yang kemudian meledak, namun ada kontrol lain yang disambungkan ke dalam gedung hingga membuat gedung ini runtuh.

Hal ini diungkapkan Sabrosky setelah sebelumnya mewawancarai ahli penghancuran dari Denmark bernama Danny Jowenko. "Bangunan ketiga tidak ditabrak pesawat, tetapi ada kabel yang menghubungkan dengan gedung tersebut dan dikendalikan, terlihat dari runtuhnya bangunan yang teratur dari bawah," ungkap dia.

Sabrosky mengatakan jika orang Amerika tahu tentang kebenaran di balik serangan 9/11, mereka tidak akan ragu untuk memusnahkan Israel, berapapun biaya yang harus mereka keluarkan.

Pada tanggal 11 September 2001, serangkaian serangan yang selama ini dianggap kegiatan terorisme menyebabkan hampir tiga ribu warga AS tewas. Selama ini pemerintah AS menyatakan bahwa 19 teroris, yang diduga berafiliasi dengan jaringan Alqaidah di Afghanistan membajak empat pesawat jet komersil dan melakukan serangan ke Gedung World Tread Center (WTC).

Atas dasar itu pula Pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Bush menginvasi Afganistan pada 2001. AS juga kemudian menyerang Irak pada 2003, mereka bersikeras bahwa begara kaya minyak tersebut bertanggung jawab atas kepemilikan senjata pemusnah massal.

Malaysia Klaim Sebagai Pimpinan Asia Tenggara

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.42, under , | 1 comment

Image-77Malaysia Klaim Sebagai Pimpinan Asia Tenggara - Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tub Razak, menyebut Negeri Jiran itu pantas memimpin kawasan Asia Tenggara. Dia mengklaim keberhasilan Malaysia menjadi penengah terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Filipina dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) merupakan satu buktinya. 

"Jika ada dua pihak terlibat konflik mereka tidak bisa duduk bersama memulai pembicaraan dan negosiasi kecuali ada pihak ketiga memfasilitasi. Pihak ketiga itu pastinya dapat dipercaya dan tidak bisa sembarangan," ujar Najib, seperti dilansir kantor berita Bernama, Selasa (16/10).
Dia menyebut Malaysia telah menengahi konflik terjadi di selatan Filipina itu sejak sebelas tahun silam. Najib mengatakan Malaysia Dipilih sebab mampu menjaga kerukunan bangsanya meski banyak ras menghuni negara itu. 

"Saya pikir kedua pihak tidak mungkin memilih Malaysia menjadi penengah jika kami gagal di dalam negeri. Jika Malaysia selalu hidup dalam konflik, pasti tidak akan dijadikan contoh suatu bangsa harmonis," ucap Najib. 

Dia mengutarakan, tidak mudah bagi Malaysia jadi penengah dalam konflik itu. Kesuksesan Malaysia itu mendapat pujian dari Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pemerintahan Filipina.
Najib mengatakan Malaysia mampu mengatur keberagaman masyarakatnya dan menjadikan keuntungan dalam membangun bangsa. "Saya rasa tidak hanya masyarakat Malaysia, tapi mereka di luar Malaysia percaya suatu hari nanti negeri ini akan menjadi negara maju dan itu memberikan kita kredibilitas," katanya. 

Dia menyebut Filipina memiliki presiden yang menginginkan resolusi penyelesaian konflik dan merealisasikan perjanjian damai. Bentrokan terjadi di Filipina itu sudah berlangsung hampir 40 tahun dan menyebabkan 150 ribu penduduk tewas serta kehancuran rumah-rumah warga.Penderitaan dialami Bangsa Moro begitu besar dan mengakibatkan pemerintah Filipina mengeluarkan dana banyak menanggapi konflik itu. 

Perjanjian damai antara Filipina dan MILF akhirnya ditanda tangani kedua pihak kemarin dan disaksikan Najib. Najib menyebut perjanjian damai itu memberikan hasil positif hubungan antara Ibu Kota Manila dan Ibu Kota Kuala Lumpur.

Terus Disudutkan, Iran Siap Berperang

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.39, under ,,, | No comments

Image-132Terus Disudutkan, Iran Siap Berperang - Pemimpin Pasukan Revolusi Iran, Jenderal Hussein Salami, mengatakan pihaknya siap berperang melawan dunia jika fasilitas nuklir Negeri Mullah itu diserang. Terutama pada Israel Salami bersumpah negara itu akan menerima pembalasan sangat kejam.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (18/10), pernyataan Salami dikeluarkan oleh Kantor Berita Pelajar Iran (ISNA) itu tampaknya usaha Iran untuk menggambarkan situas terjadi di Timur Tengah. Dia mengatakan hal ini di depan 15 ribu pejuang dikenal dengan Basiji saat berlatih di Ibu Kota Teheran. Pejuang ini dikontrol oleh pasukan revolusi.

Latihan itu dikenal dengan 'Ila Beit ol Moqaddas' atau memasuki kota suci Yerusalem. Dalam latihan para pejuang dilatih untuk bertahan terhadap serangan udara dan ancaman lainnya.
Uni Eropa baru-baru ini menjatuhkan sangsi terhadap Iran dan menyerang Iran agar menghentikan program nuklirnya. Pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa tiga hari lalu di Luxembourg, Uni Eropa menjatuhkan pembatasan kepada Iran. Ini dimaksudkan untuk menyerang kekayaan Iran dan meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Islam dipimpin Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

Sementara penyedia layanan satelit utama Eropa mengambil alih 19 saluran televisi dan radio Iran. Sangsi ini dilakukan atas tuduhan sensor dan munculnya ancaman dari stasiun televisi nasional setempat. Pemerintahan Uni Eropa juga menjatuhkan sangsi terhadap perusahaan-perusahan besar di sektor perminyakan dan gas Iran serta memperkuat pembatasan pada bank sentral untuk menekan keuangan Iran.

Lebih dari 30 perusahaan menjadi target Uni Eropa untuk dibekukan, termasuk perusahan minyak nasional Iran, perusahaan eksportir minyak mentah terbesar Iran, dan perusahaan tanker nasional Iran. Semuanya merupakan perusahan utama bagi industri minyak Iran
Iran tetap menolak bekerja sama secara penuh dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait program nuklirnya. Di pertemuan Uni Eropa IAEA menyebut tindakan Iran secara terang-terangan melanggar peraturan internasional.

Banyak negara takut Iran sedang mengembangkan program senjata nuklir. Tapi pejabat Iran mengatakan program nuklir itu dilakukan semata-mata untuk tujuan damai.

Sumber

Dalam Sepekan Kedepan Korut Siap Serang Korsel

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 20.36, under ,, | 1 comment

Image-134

Dalam Sepekan Kedepan Korut Siap Serang Korsel - Korea Utara mengancam akan menyerang Korea Selatan pekan depan jika selebaran anti-Pyongyang dijatuhkan di wilayahnya pada Senin pekan depan.

Sebelumnya, sejumlah pelarian dari Korea Utara yang kini tinggal di Selatan berencana mengirimkan balon udara berisi selebaran.
Dalam balon itu sudah disiapkan sebanyak 20.000 lembar selebaran yang isinya adalah kritikan terhadap pemerintah Pyongyang. 
Rencana penerbangan balon ini dilakukan di kota wisata, Paju, yang berjarak 60 km sebelah utara ibu kota, Seoul. 

"Jika selebaran itu sampai dijatuhkan maka kami akan melakukan serangan mematikan tanpa peringatan terlebih dulu," demikian pernyataan pemerintah yang dikutip kantor berita KCNA.
Mendengar ancaman ini, Pemerintah Korea Selatan langsung menyampaikan pernyataan balasan.
"Jika itu (serangan) terjadi, kami akan membalas ke arah tembakan itu berasal," kata Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin. 

"Kami tak pernah meremehkan ancaman dari Korea Utara," kata Ketua Fighters For a Free North Korea, Park Sang-hak.
Pada Rabu (17/10/2012), Korea Selatan menggelar latihan militer berskala besar untuk menghadapi ancaman serbuan Korea Utara.
Latihan bersandi Hoguk itu digelar sepekan penuh dan melibatkan 240.000 anggota angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, serta korps marinir.

Jumat, 19 Oktober 2012

Senjata Bio-elektromagnetik: Senjata Pamungkas Amerika

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 22.07, under ,, | No comments

ads33
Sebuah sistem senjata yang beroperasi pada kecepatan cahaya, yang dapat membunuh, menyiksa, memperbudak, melacak orang yang melarikan diri, Harlan Girard
A fully referenced version of this article is posted on ISIS members’ website. Details here

ads22
Senjata Pamungkas
Senjata elektromagnetik beroperasi pada kecepatan cahaya, mereka dapat membunuh, menyiksa dan memperbudak, tetapi sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa senjata itu ada, karena senjata tersebut beroperasi secara sembunyi-sembunyi dan tidak meninggalkan bukti berupa jejak fisik. Senjata elektromagnetik ini telah diuji kepada manusia sejak tahun 1976. Dengan menyebarnya manusia di dunia yang merupakan subyek percobaan, namun di luar kesadarannya, senjata tersebut dengan antusias menyerang kredibilitasnya, keadaan ini telah memungkinkan bagi Amerika Serikat untuk terus melanjutkan percobaannya kepada manusia tanpa terhalang oleh diskusi atau kritik, apalagi oposisi.

Sistem senjata pamungkas saat ini sedang digunakan di Irak. Angkatan Udara Amerika Serikat dan Korps Marinir menyebutnya sebagai “active denial technology - teknologi penolakan aktif", seolah-olah senjata itu digunakan murni semata-mata untuk pertahanan, tetapi sebenarnya tidak.
Kebenaran mengenai “active denial technology - teknologi penolakan aktif ”

Hanya ada satu spektrum elektromagnetik. Senjata nuklir melepaskan banyak radiasi pengion (ionizing ) dalam rentang frekuensi tinggi di atas cahaya yang kelihatan, di mana energi radiasinya mampu memecah ikatan kimia. Radiasi pengion (ionizing ) umumnya diakui sebagai penyebab kanker.

Militer Amerika Serikat telah mempersenjatai dengan radiasi non-ionisasi di bawah kisaran yang terlihat dalam gelombang mikro dan gelombang radio yang digunakan di ponsel dan telekomunikasi. Pemerintah Amerika Serikat dengan keras telah membantah bahwa kemungkinan adanya bahaya terhadap kesehatan dari non-pengion radiasi elektromagnetik, baik dalam rangka mempertahankan penelitiannya terhadap manusia yang berada di luar kesadarannya yang sudah dilakukakannya selama bertahun-tahun tapi belum diakui, maupun dalam rangka mencegah negara-negara lain melakukan  pengembangan senjata sejenis .

Efek biologis satu-satunya dari radiasi non-pengion yang diakui pemerintah Amerika Serikat selama bertahun-tahun adalah pemanasan, dan dengan demikian hal tersebut mencirikan "Teknologi penolakan aktif - “active denial technology", sesuatu yang menghasilkan rasa sakit sebagai akibat terjadinya pemanasan pada kulit dengan mendadak, akan tetapi hal tersebut tidaklah menjelaskan bagaimana senjata itu benar-benar bekerja.

Membaca gelombang otak dan kendali pikiran
EEG
Pada tahun 1959, Saul B. Sells, seorang profesor psikologi sosial dari sebuah  universitas kecil di Amerika Serikat mengajukan proposal kepada Central Intelligence Agency (CIA) untuk membuatkan mereka mesin electroencephalography (EEG) yang paling canggih yang akan memiliki kapasitas komputasi integral untuk menganalisis dan positif memahami gelombang otak yang direkam. Dengan kata lain, sang profesor mengusulkan untuk membuat sebuah mesin yang bisa memberitahu CIA bagaimana seseorang berpikir, apakah orang ingin mengungkapkannya atau tidak informasi tersebut.

CIA menyetujui proyek ini pada tahun 1960, dengan menambahkan beberapa penelitian kepustakaan dengan lima tujuan. Kelima tujuan dari penelitian ini adalah untuk, "Teknik Dalam Mengaktifkan Organisme Manusia dengan Peralatan Elektronik Jarak Jauh ". Tugas keseluruhnya kemudian dikenal sebagai MKULTRA subproyek 119,  MKULTRA menjadi terkenal sebagai program pengendalian pikiran CIA. Hal ini didasarkan atas gagasan yang keliru bahwa Soviet telah memiliki sarana untuk mengontrol pikiran dan Amerika Serikat  harus mengejarnya secepat mungkin.

Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan MKULTRA subproyek 119  sekarang disimpan di Arsip Keamanan Nasional (sebuah organisasi non-pemerintah) di George Washington University, Washington, DC [1]. John Marks, penulis The Search for the Manchurian Candidate: The CIA and Mind Control,, (Times Books, New York, 1979) menyumbangkan dokumen MKULTRA, bukunya dicetak ulang oleh WW Norton & Company, Inc, New York, 1991 dan masih dicetak sampai sekarang.

Proyek Aneh ini diikuti MKULTRA subproyek 119 pada tahun 1965. Tujuan dari Proyek Aneh ini  adalah untuk merekam dan menganalisis sinyal rumit microwave yang waktu itu diduga menyoroti gedung Kedutaan Besar Amerika di Moskow yang  dilakukan oleh Soviet dari sebuah gedung di seberang jalan. Hal yang menarik tentang Proyek Bizarre adalah bahwa sementara Amerika Serikat menolak sampai hari ini bahwa ada efek terhadap kesehatan yang merugikan sebagai akibat radiasi gelombang mikro, tapi Amerika Serikat langsung mencurigai  bahwa "sinyal Moskow" memproduksi berbagai efek kesehatan terhadap staf  Kedutaan Besar Amerika, khususnya sewaktu pergantian Duta Besar yang baru dimana  kantor Kedutaan Besarnya diklaim sedang disrot sinyal. Pada saat yang sama Departemen Luar Negeri sedang menguji personil Kedutaan Besar dalam memecahkan DNA yang ditimbulkan oleh sinyal Moskow, namun akhirnya Amerika Serikat tidak jadi melakukan pengaduan kepada pemerintah Soviet karena kekuatan sinyalnya kecil sebagaimana dikatakan pemerintah Amerika Serikat bahwa sinyal tersebut masih dalam batas-batas aman untuk kadar manusia. Wartawan Barton Reppert telah menulis kisah yang paling otoritatif mengenai sinyal Moskow [2]. (Catatan Editor:. Pemecahan DNA dari pencahayaan kepada ponsel telah dikonfirmasi dalam penelitian laboratorium baru-baru ini [3, 4] (Science in Society 24))

ads44

Mengkonversi suara menjadi microwave
Pada tahun 1973, Joseph C. Sharp, seorang psikolog eksperimental di Walter Reed Army Institute of Research melakukan percobaan penting untuk pengembangan peralatan penyiksaan yang dikirim ke Irak hari ini. Dia bersama James Lin menyiapkan peralatan di laboratorium yang mengkonversi bentuk gelombang suara menjadi radiasi gelombang mikro yang memungkinkan dia untuk mendengar dirinya menyuarakan nama-nama angka dari satu sampai sepuluh di kepalanya, dengan melewatkan  mekanisme di telinganya sendiri. Percobaan ini tentu tidak pernah diterbitkan namun disebutkan dalam buku Lin, Microwave Auditory Effects and Applications, diterbitkan pada tahun 1978 [5].

Percobaan telah dikonfirmasi dengan US Patent 6 587 729, “Apparatus for Audibly Communicating Speech Using the Radio Frequency Hearing Effect”  [6]. Paten ini adalah untuk versi perbaikan dari peralatan yang digunakan dalam percobaan laboratorium tahun 1973 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Juli 2003 yang ditugaskan kepada Secretary of the Air Force. Ini memberikan bukti ilmiah bahwa adalah mungkin untuk mendengar suara-suara ancaman di kepala seseorang tanpa menderita skizofrenia paranoid.

Mengapa paten ini dipublikasikan secara terbuka pada saat Pemerintah Amerika Serikat sedang melaksanakan program rahasia yang menyaingi Stalin Kremlin? Saya tidak memiliki jawaban yang memuaskan, kecuali mengatakan bahwa peralatan dalam paten telah digantikan dengan peralatan yang mencapai efek yang sama dengan sarana yang jauh lebih canggih. Ia  menghambat proses normal memori dan berpikir dengan cara elektronik dari jarak jauh, sementara pada saat yang sama memasok memori palsu, menyimpang dan / atau tidak menyenangkan serta saran melalui suatu proses yang disebut "telepati sintetik". Peralatan yang menghasilkan telepati sintetis ini kadang-kadang disebut juga sebagai "teknologi pengaruh - “influence technology”.".

Sementara suara dan visi, lamunan serta mimpi buruk adalah merupakan manifestasi paling menakjubkan dari sistem senjata ini, juga mampu melumpuhkan manusia dengan membatasi  jarak gerak normalnya (laki-laki dan perempuan) , menyebabkan nyeri akut yang setara dengan kegagalan organ penting dalam tubuh manusia atau bahkan kematian, dan mengganggu fungsi normal salah satu indera manusia. Dengan kata lain, beberapa penyiksaan telah menjadi identik dengan penyiksaan Teluk Guantanamo dapat dilaksanakan dari jarak jauh dengan sarana elektronik.

Instrumen penyiksaan
general-keith-b-alexander2general-david-lacquement1
Jenderal Keith B.  Alexander dan General David Lacquement
diduga menggunakan senjata rahasia anti-personil untuk menyerang
warga sipil yang tidak berdosa
Teknologi untuk mempengaruhi ini juga mampu membujuk pelaku bahwa pikiran mereka sedang dibaca, bahwa kekayaan intelektual mereka sedang dijarah, dan bahkan dapat memotivasi untuk melakukan bunuh diri atau membunuh keluarga, teman, dan rekan kerja.  Selama tahun-tahun  apa yang disebut dengan "Perang terhadap Narkoba" (mendahului "Perang Melawan Terorisme"), karakter  subyek manusia yang berada di luar kesadarannya telah melapor atau siap menyambut secara teratur keluar dari sistem, seolah-olah pemerintah memiliki operasi rahasia besar melalui kantor pos di seluruh negeri. Ketika George Herbert Walker Bush menjadi presiden (tahun 1989), insiden pembunuhan terhadap rekan kerja di kantor pos semakin meningkat dan ungkapan “going postal” mulai menggantikan ungkapan yang umumnya  digunakan yaitu  “going crazy”. Pembunuhan rekan kerja di tempat kerja lainnya juga mulai menuntut perhatian yang lebih dari media  [7].

Saya memperkirakan bahwa biaya untuk memenjarakan manusia (laki-laki dan perempuan) dan melakukan penyiksaan yang tak berkesudahan adalah sebesar US $ 5,000.000 menjadi $ 10.000.000/ tahun (lihat di bawah).

Dengan "penyiksaan yang tak berkesudahan" Maksudku ya penyiksaaan itu. Karena tidak ada bukti nyata yang ditinggalkan oleh peralatan penyiksaan baru ini seperti kerusakan kulit, adalah mungkin untuk menyiksa subyek manusia diluar kesadarannya selama 24 jam sehari, dan 365 hari setahun. Hal ini dapat dilakukan dan sedang dilakukan bahkan pada Natal dan Paskah [8].

Saya sampai kepada perkiraan mengenai biaya pengujian / menggunakan senjata elektromagnetik yang subjeknya manusia dengan mengunjungi sebuah saluran TV kabel yang mengkhususkan diri dalam penjualan barang yang selama 24 jam mengudara. Saya mempertanyakan mengenai berapa jumlah staf teknis yang diperlukan, jam kerja dan skala gaji, juga jumlah back-up personil yang dibutuhkan untuk mempersiapkan program siaran. Saya tidak menanyakan tentang biaya elektronik dan jadwal dengan biaya yang disusutkan. Saya telah memperkirakan biaya penyusutan yang termasuk dalam perkiraan saya untuk biaya menyiksa seorang subjek manusia yang berada diluar kesadarannya selama satu tahun.

Penyiksaan adalah bisnis padat karya. Tujuan apa yang akan membenarkan investasi ini? Mungkinkah sesuatu yang gila untuk menguasai dunia dengan cara memperbudak pemerintahan demokratis dari negara-negara yang  padat jumlah penduduknya? Tujuan ini tentunya konsisten dengan Amerika Serikat yang beroposisi terhadap ide PBB, Konvensi Internasional dan Perjanjian-perjanjian Internasional serta Hukum Adat Internasional yang telah diratifikasi  [9].

Pada tanggal 1 Maret 2001, Korps Marinir mengumumkan senjata baru yang tidak mematikan - non-lethal weapon, “active denial technology- teknologi penolakan aktif". Senjata ini mengakibatkan rasa sakit yang amat sangat yang diduga keras dilakukan dengan mendidihkan molekul air dalam kulit manusia tanpa merusak kulit itu sendiri. Seperti dijelaskan dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam New Scientist, menggunakan radiasi elektromagnetik denyut pada frekuensi 95 GHz dengan jarak sekitar 600 meter [10]. Terdapat  laporan baru dalam beberapa majalah di tahun 2005, termasuk satu yang diterbitkan pada bulan Juli [11], menjelaskan bahwa relawan mengambil bagian dalam tes untuk menentukan seberapa aman Active Denial System (ADS) jika senjata digunakan dalam realitas kerumunan-manusia yang dikontrol.  Sinyal senjata ADS tersebut dilaporkan telah menyebabkan rasa sakit dalam waktu 2 sampai 3 detik, dan menjadi "tak tertahankan setelah kurang dari 5 detik".
ads55

Teknologi penolakan aktif - Active denial technology adalah dasar sistem yang digunakan untuk menyiksa 2 000 orang di dalam privasi rumah mereka sendiri, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia, termasuk di negara yang telah menandatangani Status of Forces Agreements dengan Amerika Serikat [12]. Tuduhan penyiksaan pertama kali diterima dari negara-negara dimana Amerika Serikat memiliki hubungan khusus dalam berbagi intelijen dengan Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru. Kemudian laporan mulai berdatangan dari negara-negara yang ditundukkan dimana Amerika Serikat masih memiliki sejumlah besar pasukan yang ditempatkan, yaitu Jerman dan Jepang. Ketika Perancis bergabung kembali dengan kekuatan militer NATO di akhir 90-an, kami mulai menerima pernyataan penyiksaan di Perancis. Baru-baru ini kami telah mulai menerima tuduhan penyiksaan dari India, di mana perusahaan-perusahaan Amerika telah mulai outsourcing, tidak hanya membantu lintasan, tetapi juga pemrograman [13].

Dan kemudian ada kasus di Rusia, di mana korban yang diluar kesadarannya , subyek manusia yang dijadikan percobaan penyiksaan tampaknya banyak dan terorganisasi dengan baik. Saya telah diberitahu dari sumber yang dapat dipercaya bahwa setiap ilmuwan Rusia yang bisa berbahasa Inggris kini telah mendapatkan naungan di sebuah universitas Amerika atau laboratorium pemerintah. Ini masuk akal, mengingat kekhawatiran Amerika sering menyuarakan bahwa ahli dalam persenjataan nuklir dan senjata biologi era Soviet (sekarang Russia) mungkin menemukan pekerjaannya di Iran. Ini adalah fakta bahwa pada akhir Perang Dunia II Angkatan Darat Amerika Serikat  membersihkan Jerman dalam operasi yang disebut Proyek Paperclip, merekrut, khususnya, para ilmuwan roket Nazi dan ahli dalam kedokteran kedirgantaraan. Beberapa ilmuwan lain direkrut hanya untuk menghilangkan kesempatan Uni Soviet terhadap sumber daya ini. Jadi apa yang terjadi dengan para ilmuwan Soviet yang tidak berbahasa Inggris? Pada waktunya kita akan mengetahui dengan pasti, tapi untuk saat sekarang ini merupakan dugaan yang dapat dipercaya bahwa setidaknya beberapa dari mereka telah digunakan untuk mempelajari sistem nilai dan proses pengambilan keputusan Rusia dengan menyiksa orang-orang Rusia lainnya dengan menggunakan "teknologi pengaruh - influence technology”  Amerika [14].

Dua artikel menarik dan penting mengenai senjata bio-electromagnetik baru-baru ini muncul dalam New Scientist: “Maximum pain is aim of new U.S. weapon” dan  “Police toy with ‘less lethal’ weapons”,  - keduanya ditulis oleh David Hambling [15]. Lihat juga US. Patent 6 536 440 25 Maret 2003 [16].
the-scream1the-scream2
The Scream - Israel blasts protesters with sonic gun ....

Sejak menyelesaikan artikel ini pada pertengahan Juni 2005, telah menjadi perhatian saya bahwa Israel telah menyebarkan sebuah alat yang disebut "The Scream", yang mengirim semburan yang dapat didengar, tapi suaranya tidak keras dan berlangsung pada interval sekitar 10 detik. Seorang fotografer di tempat demonstrasi mengatakan bahwa ia terus mendengar dering suara di kepalanya bahkan setelah ia menutupi telinganya. Hal ini menunjukkan kepada saya bahwa agen aktif adalah elektromagnetik ketimbang akustik. Dengan kata lain, orang-orang Israel telah muncul dengan perangkat yang jauh lebih pintar daripada "Teknologi penolakan aktif - active denial technology " 

Amerika Serikat. Ini tidak hanya berfungsi untuk menghalangi para perusuh, tetapi juga mengeluarkan peringatan suara yang telah diaktifkan, perangkat yang dimiliki Amerika Serikat tidak memilikinya, mempercayakan sepenuhnya kepada tamtama yang mengoperasikan alat  itu untuk menentukan seberapa jauh rasa sakit yang membakar musuh yang diterima. Margin kesalahan untuk perangkat Amerika Serikat  adalah tidak bermoral. Senja ini juga disebut senjata yang mematikan karena dalam prakteknya sangat sering mematikan [17]

Non-Lethal Weapon: Active Denial System (ADS)
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info

Rabu, 17 Oktober 2012

Jokowi lebih pilih proyek monorail

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 04.42, under ,, | No comments

 
 Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengisyaratkan akan memberikan persetujuan terlebih dahulu kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk membangun monorail.

Alasan Jokowi lebih memilih proyek monorail sebab dana yang digunakan berasal dari konsorsium BUMN tanpa melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Justru APBN bisa kita gunakan untuk yang lain. Jadi bukan hanya untuk membangun kereta layang," kata Jokowi saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (16/10).

Jokowi berkeinginan BUMN dapat mengajak investor dalam negeri atau bersinergi dengan sesama BUMN untuk mengerjakan proyek infrastruktur baik monorail maupun kereta layang.

"Kalau ada investor yang investor aja. Akan lebih baik lagi BUMN, maka kita akan lebih senang. Artinya, semua dalam negeri," tuturnya.

Oleh sebab itu, Jokowi akan memprioritaskan BUMN yang dapat mengerjakan proyek dengan menggunakan produk dalam negeri. Kendati demikian, Jokowi menghendaki ADHI dan Hutama Karya mempresentasikan proposal proyek tersebut.

"Bagi saya yang penting mereka presentasi dulu. Kita akan lihat presentasinya murah atau tidak, efisien atau tidak. Kita akan lihat secara profesional," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan mengungkapkan, perseroan akan berkonsorsium dengan BUMN serta mengajak BUMD untuk menggarap proyek monorail Jakarta. Proyek ini akan terbagi dalam dua tahap, yakni tahap pertama mulai dikerjakan pada tahun ini dan diperkirakan selesai 2015 mendatang dan tahap kedua dimulai pada 2015.

"Tahap pertama ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp12--13 triliun. Dananya berasal dari konsorsium BUMN dan BUMD," ujar Kiswodarmawan.

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya Tri Widjajanto menambahkan, perseroan akan membangun Kereta layang dengan sistem light rail transit (LRT). Dana untuk pembangunan ini diharapkan berasal dari APBN karena merupakan transportasi publik.


(KR-SSB/N001)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012

Selasa, 16 Oktober 2012

Misil Korea Utara bisa menjangkau Amerika

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 01.16, under ,, | No comments


 

Jakarta (ANTARA News) - Korea Utara mengklaim memiliki misil yang dapat mencapai ke daratan utama Amerika Serikat.

Pernyataan itu berbunyi basis AS di "Jepang, Guam, dan daratan utama AS" berada dalam "jangkauan serangan".

Pernyataan itu keluar dua hari setelah Seoul mengungkapkan perjanjian rudal dengan AS. Korea Selatan mengumumkan senjatanya itu akan menjangkau hampir tiga kali lipat dari sistem rudal itu sendiri.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor berita KCNA terkait dengan Komisi Pertahanan Nasional Korut, Pyongyang akan memadankan musuh dalam "nuklir dengan nuklir, misil dengan misil,", seperti yang dikutip dari BBC.

Pyongyang diduga mengerjakan misil dengan jangkauan panjang. Dua roket yang telah dites gagal.

Negara-negara tetangga Korut mengatakan roket yang gagal itu, pada April 2009 dan April 2012, dites terkait pengembangan sistem misil jankauan panjang Taepodong-2.

Sistem, yang dipercaya para analis bermaksud memasukkan AS dalam jarak serang, belum diuji secara sukses.

Korutsecara ruitn mengeluarkan aksi terhadap Seoul dan Washington. Minggu (6/10), Korsel mengumumkan persetujuan dengan AS untuk memperluas jangkauan rudal balistik.

Dalam persetujuan sebelumnya, misil dengan jarak jangkau 300 kilometer dinyatakan terlarang. Dengan perjanjian baru, jarak jangkau diperluas hingga 800 kilometer.

Penasihat Kemanan Korsel Chun Yung-woo mengatakan tujuan perjanjian itu adalah untuk membatasi "provokasi militer oleh Korut".

Kedua negara itu, Korut dan Korsel, masih bersitegang setelah Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata. AS memiliki lebih dari 28.000 tentara di Korsel dan memberikan jaminan kemanan bagi sekutunya.

Jumat, 12 Oktober 2012

3 Kompetisi Internasional Digelar di Indonesia Game Show

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 07.07, under , | No comments

Foto: 3 Kompetisi Internasional Digelar di Indonesia Game Show
Rabu, 10 Oktober 2012 | 08:25 WIB
Dibaca: 180
Komentar: -
|
Share:

KOMPAS.com - Pameran game Indonesia Game Show (IGS) kembali digelar. Tahun 2012 ini merupakan tahun keempat penyelenggaran ajang kumpul para gamer Indonesia.

Tahun ini, IGS akan digelar pada tanggal 12 - 14 Oktober 2012 bertempat di Assembly Hall JCC Senayan, Jakarta.

IGS 2012 menghadirkan berbagai acara seperti kompetisi mobile game, seminar, talkshow, dan lainnya.

Acara utama dalam IGS 2012 adalah kompetisi e-sport game yang terdiri dari tiga kompetisi utama yaitu World Cyber Game (WCG) 2012 road to China, Electronic Sport Cyber Game (ESWC) 2012 road to Paris, dan The Game Expo (TGX) 2012 road to Malaysia.

Untuk game yang dipertandingkan adalah CS Online dan CrossFire (untuk WCG 2012), FIFA 2013, Tekken Tag Team 2, Point Blank, dan DotA (untuk ESWC 2012), DotA 2 dan Counter Strike Global Offensive (untuk TGX 2012).

Para pemenang kompetisi e-sport game utama akan dikirim ke luar negeri untuk bertanding melawan juara-juara kompetisi dari berbagai Negara di Grand Final; Kunshan China (untuk WCG 2012); Paris (untuk ESWC 2012); Malaysia (untuk TGX 2012).

WCG sudah diadakan sebelas kali di Indonesia, dimana pada tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah untuk WCG Asian Championship yang dihadiri 14 negara, dan ESWC sudah diadakan tujuh kali di Indonesia.

Sedangkan TGX baru diselengarakan pertama kalinya di Indonesia pada tahun ini, The Games Expo (TGX) adalah kompetisi game yang diadakan di beberapa Negara di Asia Tenggara setiap tahunnya. TGX sendiri diadakan untuk memperkuat komunitas pecinta e-sport game khususnya di Asia Tenggara.

Selain kompetisi game, acara ini juga ditujukan untuk mendorong dan mendukung perkembangan game development di Indonesia. Oleh karena itu penyelengara telah menyiapkan seminar dan talk show untuk komunitas pecinta game agar lebih dekat dan mengetahui lebih jauh tentang perkembangan didunia game saat ini.

Salah satunya adalah Talkshow yang menghadirkan Shuji Utsumi, dari Q entertainment Jepang yang membuat game populer seperti “Crash Bandicot”, “Sakura Wars”, dan “Kingdom Hearts” dengan tema Business and Marketing Programs for Game Developer.

"Semoga dengan event Indonesia GameShow ini, bisa menjadi jembatan penting antara game developer dengan para pebisnis dan pencari bakat untuk memajukan industry games di Indonesia," kata Mr.   CEO PT. Megindo Tunggal Sejahtera, Wendy Vega, dalam siaran pers yang diterima KompasTekno.

Editor :
Reza WAHYUDI 
 KOMPAS.com - Pameran game Indonesia Game Show (IGS) kembali digelar. Tahun 2012 ini merupakan tahun keempat penyelenggaran ajang kumpul para gamer Indonesia.

Tahun ini, IGS akan digelar pada tanggal 12 - 14 Oktober 2012 bertempat di Assembly Hall JCC Senayan, Jakarta.

IGS 2012 menghadirkan berbagai acara seperti kompetisi mobile game, seminar, talkshow, dan lainnya.

Acara utama dalam IGS 2012 adalah kompetisi e-sport game yang terdiri dari tiga kompetisi utama yaitu World Cyber Game (WCG) 2012 road to China, Electronic Sport Cyber Game (ESWC) 2012 road to Paris, dan The Game Expo (TGX) 2012 road to Malaysia.

Untuk game yang dipertandingkan adalah CS Online dan CrossFire (untuk WCG 2012), FIFA 2013, Tekken Tag Team 2, Point Blank, dan DotA (untuk ESWC 2012), DotA 2 dan Counter Strike Global Offensive (untuk TGX 2012).

Para pemenang kompetisi e-sport game utama akan dikirim ke luar negeri untuk bertanding melawan juara-juara kompetisi dari berbagai Negara di Grand Final; Kunshan China (untuk WCG 2012); Paris (untuk ESWC 2012); Malaysia (untuk TGX 2012).

WCG sudah diadakan sebelas kali di Indonesia, dimana pada tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah untuk WCG Asian Championship yang dihadiri 14 negara, dan ESWC sudah diadakan tujuh kali di Indonesia.

Sedangkan TGX baru diselengarakan pertama kalinya di Indonesia pada tahun ini, The Games Expo (TGX) adalah kompetisi game yang diadakan di beberapa Negara di Asia Tenggara setiap tahunnya. TGX sendiri diadakan untuk memperkuat komunitas pecinta e-sport game khususnya di Asia Tenggara.

Selain kompetisi game, acara ini juga ditujukan untuk mendorong dan mendukung perkembangan game development di Indonesia. Oleh karena itu penyelengara telah menyiapkan seminar dan talk show untuk komunitas pecinta game agar lebih dekat dan mengetahui lebih jauh tentang perkembangan didunia game saat ini.

Salah satunya adalah Talkshow yang menghadirkan Shuji Utsumi, dari Q entertainment Jepang yang membuat game populer seperti “Crash Bandicot”, “Sakura Wars”, dan “Kingdom Hearts” dengan tema Business and Marketing Programs for Game Developer.

"Semoga dengan event Indonesia GameShow ini, bisa menjadi jembatan penting antara game developer dengan para pebisnis dan pencari bakat untuk memajukan industry games di Indonesia," kata Mr. CEO PT. Megindo Tunggal Sejahtera, Wendy Vega, dalam siaran pers yang diterima KompasTekno.


Sabtu, 29 September 2012

Skenario Menuju Perang Dunia III? Peran Israel Dalam Memicu Serangan Atas Iran

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 21.08, under ,,, | No comments

 


Penimbunan dan penyebaran sistem senjata canggih yang diarahkan terhadap Iran dimulai sesudah pengeboman dan invasi kepada Irak tahun 2003. Sejak awal, rencana perang ini dipimpin oleh Amerika Serikat, dalam hubungannya dengan NATO dan Israel.

Setelah invasi Irak tahun 2003, pemerintahan Bush mengidentifikasi Iran dan Suriah sebagai tahapan berikutnya dari "peta jalan untuk perang". Sumber-sumber militer Amerika Serikat mengisyaratkan bahwa serangan udara terhadap Iran bisa melibatkan penyebaran yang berskala besar sebanding dengan "shock and awe" serangan bom Amerika Serikat di Irak pada Maret tahun 2003.
"Serangan udara Amerika terhadap Iran akan jauh melebihi jangkauan serangan Israel tahun 1981 di pusat nuklir Osiraq di Irak, dan akan lebih menyerupai hari pertama  dari serangan udara tahun 2003 melawan Irak (See Globalsecurity).

"Theater Iran Near Term" (TIRRANT)
Nama kode yang diberikan oleh para perencana militer Amerika Serikat adalah TIRANNT, "Theater Iran Near Term", simulasi serangan terhadap Iran telah dimulai pada Mei tahun 2003 "ketika pemodel dan spesialis intelijen mengumpulkan data yang diperlukan untuk tingkat-medan perang (berarti berskala besar) analisis skenario bagi Iran." ((William Arkin, Washington Post, 16 April 2006).
Skenarionya mengidentifikasikan beberapa ribu sasaran di dalam wilayah Iran sebagai bagian dari "Shock and Awe" Blitzkrieg:
"Analisis yang disebut TIRANNT, singkatan dari "Theater Iran Near Term," masih ditambah pula dengan skenario tiruan invasi Korps Marinir dan simulasi kekuatan rudal Iran. Dalam waktu yang bersamaan para perencana Amerika Serikat dan Inggris melakukan sebuah permainan perang Laut Kaspia. Bush mengarahkan Komando Strategis Amerika Serikat untuk menyusun rencana aksi serangan perang global untuk menyerang lokasi senjata pemusnah massal Iran. Semua ini akhirnya akan menjadi masukan berupa rencana perang baru untuk "major combat operations" terhadap Iran yang sekarang sudah dikonfirmasikan oleh sumber militer [April 2006] dalam bentuk draft.
... Di bawah TIRANNT, Angkatan Darat dan Perencana Pusat Komando Amerika Serikat telah melakukan pemeriksaan, baik skenario jangka pendek maupun jangka panjang perang dengan Iran, termasuk semua aspek operasi tempur utama, dari mobilisasi dan pengerahan pasukan melalui operasi stabilitas pasca perang setelah terjadi perubahan rezim. " (William Arkin, Washington Post, 16 April 2006)
Perbedaan “Skenario medan perang" dalam menyerang Iran secara maksimal telah dipikirkan: "Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Marinir Amerika Serikat telah memiliki semua rencana pertempuran yang disusun selama empat tahun, membangun pangkalan-pangkalan dan pelatihan untuk melaksanakan "Operasi Pembebasan Iran." Laksamana Fallon, Kepala Pusat Komando Amerika Serikat yang baru telah menerima rencana komputerisasi TIRANNT (Teater Iran Near Term)." (New Statesman, 19 Februari 2007)

Pada tahun 2004, dirumuskan skenario perang awal di bawah TIRANNT, Wakil Presiden Dick Cheney menginstruksikan USSTRATCOM untuk menyusun sebuah "rencana darurat" operasi militer berskala besar yang diarahkan terhadap Iran "digunakan dalam merespon terhadap serangan teroris sejenis 9/11 di Amerika Serikat" dengan  anggapan bahwa pemerintah Teheran berada di belakang persekongkolan teroris. Rencana tersebut termasuk penggunaan pre-emptive senjata nuklir terhadap negara non-nuklir
"Rencana tersebut termasuk serangan udara besar-besaran terhadap Iran baik menggunakan senjata nuklir maupun konvensional dan taktis. Di dalam wilayah Iran terdapat lebih dari 450 sasaran strategis penting, termasuk sejumlah sasaran yang dicurigai sebagai tempat pengembangan program-senjata-nuklir. Banyak target keras atau jauh berada di bawah tanah dan tidak bisa dihancurkan oleh senjata konvensional, maka akan dihancurkan dengan opsi nuklir. Seperti dalam kasus Irak, respon ini kurang penting apakah Iran yang sesungguhnya terlibat dalam tindakan terorisme yang ditujukan terhadap Amerika Serikat. Beberapa pejabat senior Angkatan Udara yang terlibat dalam perencanaan dilaporkan terkejut terhadap implikasi dari apa yang akan mereka lakukan - bahwa Iran sedang disiapkan untuk sebuah serangan nuklir yang tak beralasan – namun tidak seorangpun siap untuk merusak karirnya dengan mengajukan keberatan." (Philip Giraldi, Deep Background,The American Conservative August 2005)
The Military Road Map: "Pertama Iraq, kemudian Iran"
Keputusan untuk menargetkan Iran di bawah TIRANNT adalah bagian dari proses perencanaan militer yang lebih luas dari urutan operasi militer. Hal tersebut sudah dilakukan di bawah pemerintahan Clinton, Pusat Komando Amerika Serikat (USCENTCOM) telah menyusun "rencana medan perang", pertama untuk menyerang Irak dan kemudian Iran. Akses terhadap minyak Timur Tengah adalah merupakan tujuan strategis lain.
"Kepentingan dan tujuan keamanan nasional yang luas dinyatakan Presiden dalam Strategi Keamanan Nasional - National Security Strategy (NSS) dan Ketua Strategi Militer Nasional - National Military Strategy (NMS) membentuk dasar strategi medan perang Pusat Komando Amerika Serikat (NSS) mengarahkan pelaksanaan strategi penahanan ganda dari negara-negara nakal seperti Irak dan Iran selama negara-negara tersebut menjadi ancaman terhadap kepentingan Amerika Serikat, kepada negara-negara lain di wilayah ini, dan termasuk para warganegaranya. Penahanan ganda  dirancang untuk menjaga keseimbangan kekuasaan di wilayah itu tanpa tergantung baik kepada Iraq atau Iran.  Strategi medan perang terhadap Iran yaitu USCENTCOM adalah merupakan interest-based dan threat-focused. Tujuan dari keterlibatan Amerika Serikat seperti yang dianut pada NSS, adalah untuk melindungi kepentingan vital Amerika Serikat di wilayah tersebut – supaya tidak terganggu, Amerika Serikat aman demikian juga akses Sekutu kepada minyak Teluk." (USCENTCOM, http://www.milnet.com/milnet/pentagon/centcom/chap1/stratgic.htm#USPolicy, link no longer active, archived at  http://tinyurl.com/37gafu9)
Perang di Iran dipandang sebagai bagian dari suksesi operasi militer. Menurut (mantan) Panglima NATO Jenderal Wesley Clark, peta-jalan militer Pentagon terdiri dari urutan negara-negara: "Rencana operasi militer lima tahun [termasuk] ... total tujuh negara, dimulai dengan Irak, kemudian Suriah, Libanon, Libya, Iran, Somalia dan Sudan." Dalam "Winning Modern Wars" (halaman 130) Jenderal Clark menyatakan sebagai berikut:
"Ketika saya kembali melalui Pentagon pada bulan November 2001, salah seorang staf petugas senior militer punya waktu untuk bercakap-cakap. Ya, kami masih berada dalam jalur melawan Irak. Tapi masih ada lagi. Katanya hal ini sedang dibahas sebagai bagian dari rencana operasi militer lima tahun, dan jumlahnya ada tujuh negara, dimulai dengan Irak, lalu Suriah, Libanon, Libya, Iran, Somalia dan Sudan (See Secret 2001 Pentagon Plan to Attack Lebanon, Global Research, July 23, 2006)
Peran Israel
Terdapat banyak perdebatan mengenai peranan Israel dalam memulai serangan terhadap Iran.
Israel merupakan bagian dari sebuah aliansi militer. Tel Aviv bukanlah penggerak utama. Israel tidak memiliki agenda militer yang terpisah dan berbeda.

Israel terintegrasi ke dalam "rencana perang untuk operasi tempur besar" terhadap Iran yang dirumuskan pada tahun 2006 oleh Komando Strategis Amerika Serikat  (USSTRATCOM). Dalam konteks operasi militer skala besar, suatu tindakan militer sepihak yang tidak terkoordinasi oleh salah satu mitra koalisi, yaitu Israel, dari sudut pandang militer dan strategis hampir mustahil. Israel secara de facto anggota NATO. Setiap tindakan oleh Israel akan membutuhkan "lampu hijau" dari Washington.

Sebuah serangan oleh Israel bagaimanapun juga bisa digunakan sebagai "mekanisme pemicu" yang akan melancarkan perang habis-habisan terhadap Iran, serta pembalasan oleh Iran yang diarahkan kepada Israel.
Dalam hal ini, ada indikasi bahwa Washington mungkin mempertimbangkan pilihan serangan awal Israel dengan (dukungan Amerika Serikat) dan bukan sebuah operasi militer pimpinan Amerika Serikat langsung diarahkan terhadap Iran. Serangan Israel - meskipun hubungannya dekat dengan Pentagon dan NATO - akan disampaikan kepada opini publik sebagai keputusan sepihak oleh Tel Aviv. Hal ini kemudian akan digunakan oleh Washington untuk membenarkan di mata opini Dunia, berupa intervensi militer Amerika Serikat dan NATO dengan maksud untuk "mempertahankan Israel", daripada menyerang Iran. Dalam perjanjian kerja sama militer yang ada, baik Amerika Serikat maupun NATO "diwajibkan" untuk "membela Israel" bila diserang Iran dan Suriah.

Perlu dicatat, dalam hal ini, bahwa pada awal masa jabatan kedua Bush, (mantan) Wakil Presiden Dick Cheney mengisyaratkan, dengan tegas, bahwa Iran berada  "paling atas dalam daftar" dari "musuh nakal" Amerika, dan bahwa Israel akan menyatakan "melakukan pemboman untuk kita", tanpa keterlibatan militer Amerika Serikat dan tanpa kita menekan mereka "untuk melakukannya" (See Michel Chossudovsky, Planned US-Israeli Attack on Iran, Global Research, May 1, 2005): Menurut Cheney:
"Salah satu kekhawatiran orang adalah bahwa Israel mungkin melakukannya tanpa diminta ... Mengingat fakta bahwa Iran memiliki kebijakan yang menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk menghancurkan Israel, Israel mungkin memutuskan untuk bertindak lebih awal, dan membiarkan seluruh dunia khawatir mengenai  penyelesaian  kekacauan diplomatik setelah itu, "(Dick Cheney, dikutip dari Wawancara MSNBC, Januari 2005)
Mengomentari pernyataan Wakil Presiden, mantan penasehat Keamanan Nasional, Zbigniew Brzezinski dalam sebuah wawancara di PBS, menegaskan dengan sedikit ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, ya: Cheney menginginkan Perdana Menteri Ariel Sharon untuk bertindak atas nama Amerika dan "melakukannya" untuk kita.
"Saya pikir Iran lebih ambigu. Dan ada masalah disana, tentu bukan tirani;.. itu adalah senjata nuklir. Dan Wakil Presiden hari ini dalam pernyataan paralel yang aneh terhadap pernyataan kebebasan ini yang mengisyaratkan bahwa Israel mungkin melakukannya, namun kenyataannya menggunakan bahasa yang terdengar seperti pembenaran atau bahkan suatu dorongan bagi Israel untuk melakukannya."
Apa yang berurusan dengan kita adalah operasi militer bersama Amerika Serikat-NATO-Israel untuk membom Iran, yang telah dalam tahap perencanaan aktif sejak tahun 2004. Pejabat Departemen Pertahanan, di bawah Bush dan Obama, telah bekerja tekun dengan militer Israel dan mitra-mitra intelijennya mengidentifikasi dengan hati-hati sasaran di dalam wilayah Iran. Dalam istilah praktis militer, setiap tindakan oleh Israel harus direncanakan dan dikoordinasikan di tingkat tertinggi koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.

Serangan oleh Israel juga akan memerlukan koordinasi dukungan logistik Amerika Serikat–NATO, khususnya yang berkaitan dengan sistem pertahanan udara Israel, yang sejak Januari 2009 sepenuhnya terintegrasi ke dalam Amerika Serikat dan NATO. (See Michel Chossudovsky,  Unusually Large U.S. Weapons Shipment to Israel: Are the US and Israel Planning a Broader Middle East War? Global Research, January 11,2009)

Sistem radar X band Israel dibangun pada awal tahun 2009 dengan dukungan teknis Amerika Serikat telah "mengintegrasikan sistem pertahanan rudal Israel dengan jaringan deteksi rudal global Amerika Serikat [Pangkalan-Ruang Angkasa], yang meliputi satelit, kapal Aegis di Mediterania, Teluk Persia dan Laut Merah serta Patriot radar dan yang berpangkalan di darat." (Defense Talk.com, January 6, 2009,)

Apakah ini berarti bahwa Washington akhirnya memutuskan apa yang seharusnya dilakukan. Lebih baik Amerika Serikat daripada Israel yang mengendalikan sistem pertahanan udara:' ‘ini artinya tetap dengan menggunakan sistem radar Amerika Serikat,’ "kata jurubicara Pentagon, Geoff Morrell. "Jadi ini bukan sesuatu yang kita berikan atau menjualnya kepada Israel dan hal itu adalah sesuatu yang wajar akan memerlukan personel Amerika Serikat untuk mengoperasikannya.'" (Dikutip dari Israel National News, 9 Januari 2009).

Angkatan Udara Amerika Serikat  mengawasi sistem Pertahanan Udara Israel, yang terintegrasi ke dalam sistem global Pentagon. Dengan kata lain, Israel tidak dapat melancarkan perang terhadap Iran tanpa persetujuan Washington. Oleh karena pentingnya undang-undang yang disebut "Green Light" di Kongres Amerika Serikat  yang disponsori oleh partai Republik di bawah Resolusi House 1553, yang secara eksplisit mendukung serangan Israel terhadap Iran:
"Undang-undang diajukan oleh Louie Gohmert, partai Republik dari Texas dan 46 rekannya, mendukung penggunaan “semua sarana yang diperlukan Israel" terhadap Iran "termasuk penggunaan kekuatan militer...."Kita harus melakukan ini. Kami perlu menunjukkan dukungan kepada Israel.  Kita harus berhenti bermain game dengan sekutu penting di tengah wilayah yang sulit"’ (See Webster Tarpley, Fidel Castro Warns of Imminent Nuclear War; Admiral Mullen Threatens Iran; US-Israel Vs. Iran-Hezbollah Confrontation Builds On, Global Research, August 10, 2010)
Dalam praktek, undang-undang yang diusulkan tersebut adalah "Green Light" kepada Gedung Putih dan Pentagon daripada kepada Israel. Ini merupakan persetujuan untuk perang yang disponsori Amerika Serikat melawan Iran yang menggunakan Israel sebagai landasan melancarkan gerakan militer yang sesuai. Hal ini juga berfungsi sebagai pembenar untuk berperang dengan tujuan untuk membela Israel.
 
Dalam konteks ini, Israel memang bisa memberikan alasan palsu untuk berperang, sebagai tanggapan terhadap dugaan serangan Hamas atau serangan Hizbullah dan/atau memicu permusuhan di perbatasan Israel dengan Lebanon. Apa yang penting untuk dipahami adalah bahwa sebuah "insiden" kecil dapat digunakan sebagai alasan untuk memicu sebuah operasi militer besar terhadap Iran.

Dikenal oleh perencana militer Amerika Serikat, Israel (bukan Amerika Serikat) akan menjadi sasaran pertama pembalasan militer Iran. Secara umum, bangsa Israel akan menjadi korban dari intrik Washington maupun pemerintah mereka sendiri. Ya,  dalam hal ini, sangat penting bahwa Israel tegas menentang setiap tindakan oleh pemerintah Netanyahu untuk menyerang Iran.

Peperangan Global: Peran Komando Strategis Amerika Serikat (USSTRATCOM)
Operasi militer global dikoordinasikan dari Markas Komando Strategis Amerika Serikat  (USSTRATCOM) dari pangkalan Angkatan Udara Offutt di Nebraska, berkerja sama dengan komando regional, Komando Pejuang Terpadu (misalnya Komando Sentral Amerika Serikat di Florida, yang bertanggung jawab untuk Timur Tengah -Tengah dan kawasan Asia, lihat peta di bawah) serta unit komando koalisi di Israel, Turki, Teluk Persia dan Diego Garcia, yaitu pangkalan militer Amerika Serikat di Samudera Hindia. Perencanaan Militer dan pengambilan keputusan di tingkat negara sekutu Amerika Serikat-NATO yang dilakukan oleh individu juga "negara-negara mitra" diintegrasikan ke dalam desain militer global termasuk mempersenjatai ruang angkasa.

Di bawah mandat baru, USSTRATCOM memiliki tanggung jawab untuk "mengawasi rencana serangan global" yang terdiri dari senjata konvensional dan nuklir. Dalam jargon militer, yang dijadwalkan untuk memainkan peran adalah "sebuah integrator global dengan beban misi Operasi Ruang Angkasa; Operasi Informasi; Pertahanan Rudal Terpadu; Komando Global & Pengendalian; Intelijen, Surveillance dan Reconnaissance; Global Strike; dan Strategic Deterrence.... "

Tanggungjawab USSTRATCOM meliputi: "Memimpin, perencanaan, pelaksanaan strategis  & operasi pencegahan " di tingkat global, "sinkronisasi rencana operasi dan pertahanan rudal global", "sinkronisasi rencana perang regional", dll. USSTRATCOM merupakan lembaga utama dalam mengkoordinasikan peperangan modern .

Pada bulan Januari 2005, pada awal pengerahan dan pembangunan militer yang ditujukan kepada Iran, USSTRATCOM diidentifikasi sebagai "Komando Peramg  untuk integrasi dan sinkronisasi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam upaya memerangi senjata pemusnah massal." (Michel Chossudovsky, Nuclear War against Iran, Global Research, January 3, 2006).
Apakah ini berarti bahwa koordinasi serangan yang berskala besar terhadap Iran, termasuk berbagai skenario eskalasi di dalam dan di luar wilayah Timur Tengah serta yang lebih luas Asia Tengah akan dikoordinasikan oleh USSTRATCOM.

centcommapMidEast
Map: US Central Command's Area of Jurisdiction
Senjata-senjata Nuklir Taktis Diarahkan Langsung Kepada Iran
Dikonfirmasi dengan dokumen militer serta laporan resmi, baik Amerika Serikat maupun Israel memikirkan penggunaan senjata nuklir yang diarahkan terhadap Iran. Pada tahun 2006, Komando Strategis Amerika Serikat (USSTRATCOM) mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kemampuan operasional untuk mentargetkan sasaran secara cepat dengan menggunakan senjata nuklir atau sebjata konvensional ke seluruh dunia. Pengumuman ini dibuat setelah melakukan simulasi militer yang berkaitan dengan serangan nuklir yang dipimpin Amerika Serikat terhadap negara fiktif. (David Ruppe, Preemptive Nuclear War in a State of Readiness: U.S. Command Declares Global Strike Capability, Global Security Newswire, December 2, 2005)

Kesinambungan dalam hubungannya dengan era Bush-Cheney: Presiden Obama telah mendukung sebagian besar doktrin pre-emptive penggunaan senjata nuklir yang dirumuskan oleh pemerintahan sebelumnya. Di bawah the 2010 Nuclear Posture Review, pemerintahan Obama menegaskan "bahwa itu merupakan pesan berupa hak untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Iran" sebagai risiko ketidak-kepatuhan Iran terhadap tuntutan Amerika Serikat mengenai program dugaan (tidak ada) senjata nuklir. (U.S. Nuclear Option on Iran Linked to Israeli Attack Threat - IPS ipsnews.net, April 23, 2010). Pemerintahan Obama juga mengisyaratkan bahwa mereka akan menggunakan nuklir dalam hal Iran merespon atas serangan Israel  kepada Iran. (Ibid). Israel juga membuat sendiri "rencana rahasia" untuk membom Iran dengan senjata nuklir taktis.
Sumber-sumber senior mengatakan ""Komandan militer Israel yakin serangan konvensional mungkin tidak lagi cukup untuk memusnahkan fasilitas pengayaan yang semakin baik dipertahankan. Beberapa telah dibangun di bawah tanah minimal 70 kaki dari beton dan batu. Namun, the nuclear-tipped bunker-busters akan digunakan hanya jika serangan konvensional dikesampingkan dan jika Amerika Serikat menolak untuk campur tangan."(Revealed: Israel plans nuclear strike on Iran - Times Online, January 7, 2007)
Pernyataan Obama tentang penggunaan senjata nuklir terhadap Iran dan Korea Utara konsisten dengan doktrin senjata nuklir Amerika Serikat pasca 9/11 yang memungkinkan untuk penggunaan senjata nuklir taktis di medan perang konvensional.

Melalui kampanye propaganda yang telah meminta dukungan dari “otoritatif” ilmuwan nuklir, senjata nuklir mini itu didukung sebagai instrumen perdamaian, yaitu sarana untuk memerangi "terorisme Islam" dan mengukuhkan "demokrasi" gaya Barat di Iran. Nuklir low-yield telah dibersihkan untuk "digunakan di medan perang". Senjata nuklir tersebut dijadwalkan akan digunakan Amerika terhadap Iran dan Suriah dalam tahap berikutnya, disamping senjata konvensional dalam "perang melawan Terorisme".
"Para pejabat pemerintah menyatakan bahwa senjata nuklir low-yield diperlukan sebagai pencegah yang kredibel terhadap negara-negara nakal [Iran, Suriah, Korea Utara] logika mereka adalah bahwa senjata nuklir yang ada terlalu destruktif untuk digunakan kecuali dalam perang nuklir yang berskala penuh. Musuh-musuh potensial menyadari hal ini, sehingga mereka tidak memperhitungkan ancaman pembalasan nuklir dapat dipercaya Namun, senjata-senjata low-yield kurang daya merusaknya, sehingga dapat dipikirkan untuk digunakan. Dengan demikian akan menjadikan mereka lebih efektif sebagai senjata penangkal." (Opponents Surprised By Elimination of Nuke Research Funds Defense News November 29, 2004)
Pemilihan penggunaan senjata nuklir terhadap Iran berupa senjata nuklir taktis (Buatan Amerika), yaitu bunker buster bom dengan hulu ledak nuklir (misalnya B61-11), dengan kapasitas peledak antara sepertiga sampai enam kali bom Hiroshima. The B61-11 adalah "versi nuklir" dari "konvensional" BLU 113 atau Unit Pemandu Bom GBU-28.. Bom ini dapat dibawa dengan cara yang sama seperti bunker buster bom konvensional. (See Michel Chossudovsky, http://www.globalresearch.ca/articles/CHO112C.html, see also http://www.thebulletin.org/article_nn.php?art_ofn=jf03norris). Sementara Amerika Serikat  tidak bermaksud menggunakan senjata termonuklir strategis terhadap Iran, sebagian besar penyebaran senjata nuklir Israel terdiri dari bom termonuklir dan dapat digunakan dalam perang dengan Iran. Dengan sistem rudal Jericho-III Israel yang jangkauannya berkisar antara 4.800 km sampai 6.500 km, maka semua wilayah Iran akan berada dalam jangkauannya.
GBU-27_xxl
Conventional bunker buster Guided Bomb Unit GBU-27
B-61_bomb
B61 bunker buster bomb
 
Jatuhan Radioaktif

Persoalan jatuhan radioaktif dan kontaminasi, meski begitu saja dikesampingkan oleh analis militer Amerika Serikat-NATO, dampaknya akan menghancurkan, berpotensi merusak wilayah yang luas di Timur Tengah (termasuk Israel) dan wilayah Asia Tengah.

Dengan logika yang diplintir, senjata nuklir disajikan sebagai sarana untuk membangun perdamaian dan mencegah "kerusakan kolateral". Tidak ada senjata nuklir Iran apalagi merupakan ancaman bagi keamanan global, sebaliknya Amerika Serikat dan Israel adalah instrumen perdamaian yang "tidak membahayakan bagi penduduk sipil di sekitarnya".
“Ibu Dari Semua Bom” "The Mother of All Bombs" (MOAB) Dijadwalkan Digunakan Terhadap Iran

Signifikansi militer senjata konvensional dalam angkatan bersenjata Amerika adalah 21.500-pon "senjata rakasa" dijuluki "ibu dari semua bom" The GBU-43/B or Massive Ordnance Air Blast bomb (MOAB) dikategorikan "sebagai senjata non-nuklir paling kuat yang pernah dirancang" diketahui sebagai arsenal konvensional terbesar di Amerika Serikat. MOAB diuji pada awal Maret 2003 sebelum dikirim ke medan  perang Irak. Menurut sumber-sumber militer Amerika Serikat, Kepala Staf Gabungan telah memberitahu pemerintah Saddam Hussein sebelum diluncurkan tahun 2003 bahwa "ibu dari semua bom" akan digunakan terhadap Irak. (Ada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa MOAB telah digunakan di Irak).

Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah mengkonfirmasi pada bulan Oktober 2009 bahwa bermaksud untuk menggunakan "Ibu dari semua Bom" (MOAB) terhadap Iran. Dikatakannya MOAB "ideal untuk mengubur fasilitas nuklir seperti Natanz atau Qom di Iran" (Jonathan Karl, Is the U.S. Preparing to Bomb Iran? ABC News, October 9, 2009). Kebenaran dari masalah ini adalah bahwa MOAB, karena mengingat daya ledaknya tersebut, akan mengakibatkan korban sipil yang sangat besar. Ini adalah "mesin pembunuh" konvensional dengan jenis awan jamur nuklir.

Pengadaan empat MOAB ditugaskan pada bulan Oktober 2009 dengan biaya yang cukup besar sejumlah US$,58,4 juta ($ 14,6 juta untuk masing-masing bom). Jumlah ini termasuk untuk membiaya pengembangan dan pengujian serta integrasi bom MOAB ke pembom siluman B-2. (ibid). pengadaan ini berkaitan langsung dengan persiapan perang dalam hubungannya dengan Iran. Pemberitahuan dimuat dalam sebuah "reprogramming memo" setebal 93 halaman termasuk instruksi berikut ini:

"Departemen memiliki sebuah Urgent Operational Need (UON) yang berkemampuan menyerang sasaran keras di daerah yang tinggi tingkat ancamannya dan sekaligus menguburkannya. MOP [Ibu Segala Bom] adalah senjata pilihan yang memenuhi persyaratan UON [Urgent Operational Need]." Dinyatakan lebih lanjut bahwa permintaan tersebut didukung oleh Komando Pasifik (yang memiliki tanggung jawab atas Korea Utara) dan Komando Sentral (yang memiliki tanggung jawab atas Iran). (ABC News,  op cit, emphasis added). To consult the reprogramming request (pdf) di sini
Pentagon merencanakan sebuah proses kehancuran infrastruktur Iran dan korban massal sipil melalui penggunaan gabungan nuklir taktis dan bom konvensional rakasa awan jamur, termasuk MOAB dan yang lebih besar lagi yaitu GBU-57a/B atau Massive Ordnance Penetrator (MOP), yang melampaui MOAB dalam hal kapasitas daya ledaknya.

MOP digambarkan sebagai "sebuah bom baru yang kuat dan tepat sasaran untuk menghantam fasilitas nuklir bawah tanah Iran dan Korea Utara. Bom raksasa yang ukuran panjangnya lebih dari 11 orang duduk berdempetan bahu-ke-bahu [lihat gambar di bawah] atau lebih dari 20 kaki dari lantai ke hidung" (See Edwin Black, "Super Bunker-Buster Bombs Fast-Tracked for Possible Use Against Iran and North Korea Nuclear Programs", 

Ini adalah WMD dalam artian yang sebenarnya dari kata tersebut. Tujuannya tidak begitu tersembunyi dari MOAB dan MOP, termasuk penggunaan nama julukan Amerika untuk menggambarkan secara sederhana bahwa MOAB ("ibu dari semua bom'), adalah "pemusnah massal" dan korban sipil secara massal dengan maksud untuk menanamkan rasa takut dan putus asa.

MOAB-AFAM
"Mother of All Bombs" (MOAB)
MOP1
GBU-57A/B Mass Ordnance Penetrator (MOP)
moabmother_of_all_bombs
MOAB: screen shots of test: explosion and mushroom cloud

Teknologi Persenjataan Tercanggih: “Perang Menjadi Mungkin Dengan Teknologi Baru
Proses pengambilan keputusan militer Amerika Serikat dalam hubungannya dengan Iran ini didukung oleh Star Wars, militerisasi ruang angkasa dan revolusi dalam komunikasi serta sistem informasi. Mengingat kemajuan teknologi militer dan pengembangan sistem senjata baru, serangan terhadap Iran bisa secara signifikan berbeda dalam hal campuran sistem senjata, bila dibandingkan dengan Blitzkrieg yang dilancarkan pada bulan Maret 2003 terhadap Irak. Operasi militer terhadap Iran dijadwalkan untuk menggunakan sistem senjata yang paling canggih untuk mendukung serangan udara tersebut. Dan dalam semua kemungkinan, sistem senjata baru akan diuji.

Dokumen The 2000 Project of the New American Century - Proyek Tahun 2000 Abad Baru Amerika yang berjudul Rebuilding American Defenses - Membangun Kembali Pertahanan Amerika, menguraikan mandat militer Amerika Serikat dalam hal medan perang berskala besar, yang akan dilancarkan secara bersamaan di berbagai wilayah Dunia:

"Memenangkan Beberapa pertempuran dengan meyakinkan secara simultan dalam beberapa medan perang.” 

Formulasi ini serupa dengan penaklukan perang global oleh kekaisaran adidaya tunggal. Dokumen PNAC juga menyerukan transformasi pasukan Amerika Serikat  untuk mengeksploitasi "revolusi dalam urusan militer", yaitu penerapan "perang yang dimungkinkan melalui teknologi baru" (See Project for a New American Century, Rebuilding Americas Defenses Washington DC, September 2000, pdf).  Yang terakhir ini terdiri dari pengembangan dan penyempurnaan kecanggihan mesin pembunuh global berdasarkan gudang persenjataan baru yang canggih, yang pada akhirnya akan menggantikan paradigma yang ada.
"Dengan demikian, dapat diramalkan bahwa proses transformasi justru akan menjadi proses dua-tahap:. Pertama transisi, yaitu transformasi yang lebih menyeluruh. Titik nyaman akan datang ketika jumlah yang lebih besar sistem senjata baru mulai memasuki masa tugasnya, mungkin ketika, misalnya, pesawat udara tak berawak mulai banyak menjadi biasa seperti pesawat berawak. Dalam hal ini, Pentagon harus sangat berhati-hati melakukan investasi besar dalam program-program baru misalnya -. tank, pesawat, kapal induk, - dimana pasukan Amerika Serikat akan berkomitmen melakukan paradigma baru untuk berperang selama beberapa dekade yang akan datang. (ibid, penekanan ditambahkan)
Perang dengan Iran memang bisa menandai breakpoint penting ini, dengan sistem senjata baru yang berpangkalan-di angkasa dipergunakan dengan maksud untuk melumpuhkan musuh yang memiliki kemampuan konvensional militer yang signifikan yang jumlahnya lebih dari setengah juta pasukan darat.
 
Senjata Elektromagnetik
Senjata elektromagnetik dapat digunakan untuk mengacaukan sistem komunikasi Iran, menonaktifkan pembangkit tenaga listrik, merusak dan mengacaukan komando serta kontrol, infrastruktur pemerintah, transportasi, energi, dll. Dalam keluarga senjata yang sama, teknik modifikasi lingkungan (ENMOD) (peperangan cuaca) yang dikembangkan berdasarkan program HAARP juga bisa diterapkan. (Lihat Chossudovsky Michel, "Owning the Weather" for Military Use,, Global Research, September 27, 2004). Sistem senjata ini sepenuhnya operasional. Dalam konteks ini,  dokumen Angkatan Udara Amerika Serikat AF 2025 secara eksplisit membenarkan aplikasi militer dengan teknologi modifikasi cuaca.
"Modifikasi Cuaca akan menjadi bagian dari keamanan domestik dan internasional dan bisa dilakukan secara sepihak ... Senjata ini bisa aplikasikan baik secara ofensif maupun defensif dan bahkan dapat digunakan untuk tujuan pencegahan. Senjata ini berkemampuan untuk menghasilkan curah hujan, kabut, dan badai di bumi atau mengubah ruang cuaca, meningkatkan komunikasi melalui modifikasi ionosfir (penggunaan cermin ionosfir), serta produksi cuaca buatan, yang kesemuanya itu merupakan bagian dari serangkaian teknologi terpadu yang dapat memberikan peningkatan penting dalam kemampuan Amerika Serikat atau dalam menundukkan musuh, juga untuk mencapai kesadaran global, jangkauan, dan kekuasaan. " (Air Force 2025 Final Report, See also US Air Force: Weather as a Force Multiplier: Owning the Weather in 2025, AF2025 v3c15-1 | Weather as a Force Multiplier: Owning... | (Ch 1) at www.fas.org).
Radiasi elektromagnetik memungkinkan melakukan "gangguan kesehatan dari jarak jauh" mungkin juga dipikirkan untuk digunakan dalam medan perang. (See Mojmir Babacek, Electromagnetic and Informational Weapons:, Global Research, August 6, 2004). Pada gilirannya, penggunaan baru senjata biologis oleh militer Amerika Serikat juga mungkin akan dipertimbangkan seperti yang disarankan oleh PNAC: "Lebih lanjut bentuk peperangan biologis dapat "mentargetkan" genotipe tertentu yang mungkin mengubah perang biologis dari dunia teror menjadi alat politik yang berguna." (PNAC cit, op, hal. 60).

Kemampunan Militer Iran: Misil Jarak Menengah dan Jauh
Kemampuan militer Iran telah maju, termasuk misil jarak menengah dan jauh yang mampu mencapai sasaran di Israel dan negara-negara Teluk. Karena itu perhatian  aliansi Amerika Serikat-NATO Israel pada penggunaan senjata nuklir, yang dijadwalkan akan digunakan baik secara pre-emptive maupun sebagai respons pembalasan terhadap serangan rudal Iran.
iranshahabrange
Range of Iran's Shahab Missiles. Copyright Washington Post
Pada bulan November 2006, Iran menguji-coba rudal permukaan 2 yang diputuskan bertahap dengan operasi perencanaan yang tepat dan hati-hati. Menurut seorang ahli rudal senior Amerika (dikutip oleh Debka), "Iran memperlihatkan up-to-date teknologi peluncur-rudal dimana Barat tidak mengetahui bahwa Iran memilikinya." (See Michel Chossudovsky, Iran's "Power of Deterrence" Global Research, November 5, 2006) Israel acknowledged that "the Shehab-3, whose 2,000-km range brings Israel, the Middle East and Europe within reach" (Debka, November 5, 2006)
iran-missile-tests1
iran-missiletests2
Menurut Uzi Rubin, mantan kepala program misil anti-balistik Israel, bahwa "intensitas latihan militer belum pernah terjadi sebelumnya ... Hal itu dimaksudkan untuk membuat kesan - dan berhasil membuat kesan." (www.cnsnews.com 3 November 2006)

Latihan tahun 2006, sekaligus menciptakan sebuah gelora politik di Amerika Serikat  dan Israel, dengan cara apa pun tidak mengubah keputusan Amerika Serikat-NATO-Israel untuk melancarkan perang terhadap Iran.

Teheran telah menegaskan dalam beberapa pernyataannya bahwa Iran akan merespon jika diserang. Israel akan menjadi tujuan langsung dari serangan rudal Iran seperti ditegaskan oleh pemerintah Iran. Oleh karena itu persoalan sistem pertahanan udara Israel penting. Amerika Serikat dan fasilitas militer sekutu di negara-negara Teluk seperti Turki, Arab Saudi, Afghanistan dan Irak juga bisa menjadi sasaran target Iran.

Angkatan Darat Iran
Sementara wilayah Iran dikelilingi oleh pangkalan militer Amerika Serikat dan sekutu, Republik Islam Iran memiliki kemampuan militer yang signifikan. (Lihat peta di bawah).  Apa yang penting untuk diakui adalah jumlah kekuatan angkatan bersenjata Iran yang dilihat semata-mata dari segi jumlah personil (angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara) jika dibandingkan dengan pasukan Amerika Serikat dan NATO yang bertugas di Afghanistan dan Irak.

Menghadapi sebuah pemberontakan yang terorganisir, pasukan koalisi sudah kewalahan di Afghanistan dan Irak. Apakah kekuatan ini mampu mengatasi jika pasukan darat Iran memasuki medan perang yang ada di Irak dan Afghanistan? Potensi gerakan perlawanan terhadap Amerika Serikat dan sekutu pendudukan pasti akan terpengaruh.

Pasukan darat Iran adalah 700.000 orang, sejumlah 130.000 orang adalah tentara profesional, 220.000 wajib militer dan 350.000 tentara cadangan. (See  Islamic Republic of Iran Army - Wikipedia). Ada 18.000 personil Angkatan Laut dan 52.000  angkatan udara Iran. Menurut International Institute for Strategic Studies, Iran "memiliki Pengawal Revolusi yang diperkirakan berjumlah 125.000 personil dalam lima angkatan: Mereka punya Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Pasukan Darat sendiri serta Pasukan Quds (Pasukan Khusus)" Menurut CISS, Basij yaitu  sukarelawan paramiliter Iran diperkirakan berkekuatan 90.000 orang berseragam aktif bertugas dan dikontrol oleh Pengawal Revolusi, 300.000 cadangan, dan total 11 juta orang yang dapat dimobilisasi jika diperlukan" (Armed Forces of the Islamic Republic of Iran - Wikipedia). Dengan kata lain, Iran bisa memobilisasi sampai setengah juta pasukan reguler dan beberapa juta milisi. Pasukan khusus Quds sudah beroperasi di Irak.
new_us_bases
Iran-encircled2
US Military and Allied Facilties Surrounding Iran
Dalam beberapa tahun ini Iran telah melakukan latihan-latihan perang sendiri. Sementara Angkatan Udaranya memiliki kelemahan, namun rudal jarak menengah dan jauh sepenuhnya operasional. Militer Iran dalam keadaan siap-siaga. Pemusatan  pasukan Iran saat ini berada dalam jarak beberapa kilometer dari perbatasan Irak dan Afghanistan, dan dekat perbatasan Kuwait. Angkatan Laut Iran dikerahkan ke Teluk Persia dengan jarak yang dekat kepada fasilitas militer Amerika Serikat dan sekutu di Uni Emirat Arab.
 
Perlu dicatat bahwa dalam menanggapi peningkatan jumlah besar militer Iran, Amerika Serikat telah mengirim senjata kepada sekutu non-anggota NATO di Teluk Persia termasuk Kuwait dan Arab Saudi.

Sementara senjata canggih Iran tidak sebanding dengan Amerika Serikat dan NATO, pasukan Iran berada dalam posisi untuk menimbulkan kerugian besar terhadap pasukan koalisi dalam sebuah medan perang konvensional, di wilayah Irak atau Afghanistan. Pasukan darat Iran dan tank pada bulan Desember 2009 melintasi perbatasan masuk ke wilayah Irak tanpa dihadapi atau ditantang oleh pasukan sekutu dan menduduki wilayah sengketa di ladang minyak Maysan Timur.

Bahkan di saat terjadi Blitzkrieg yang efektif, dengan menargetkan fasilitas militer Iran, sistem komunikasinya dll melalui pemboman udara besar-besaran, dengan menggunakan rudal jelajah, bom bunker buster konvensional dan senjata nuklir taktis, perang dengan Iran, sekali dimulai, akhirnya bisa mengarah menjadi perang darat. Ini merupakan sesuatu hal dimana perencana militer Amerika Serikat tidak ragu-ragu bahwa hal tersebut seperti yang dimaksudkan dalam skenario simulasi perang mereka.

Jenis operasi ini akan mengakibatkan korban militer dan sipil yang signifikan, terutama jika menggunakan senjata nuklir.
Anggaran yang membengkak untuk membiayai perang di Afghanistan saat ini diperdebatkan di Kongres Amerika Serikat juga dimaksudkan untuk digunakan dalam kemungkinan serangan terhadap Iran.

Dalam skenario eskalasi, pasukan Iran dapat menyeberang ke perbatasan Irak dan Afghanistan.
Pada gilirannya, eskalasi militer dengan menggunakan senjata nuklir bisa membawa kita ke dalam sebuah skenario Perang Dunia III, meluas di luar kawasan Timur Tengah Asia Tengah.
Dalam arti yang sangat nyata, proyek militer ini, yang telah di gambarkan Pentagon selama lebih dari lima tahun, mengancam masa depan kemanusiaan.

Sementara kami memfokuskan tulisan ini terhadap persiapan perang. Faktanya bahwa persiapan perang telah sempurna dan dalam keadaan siap, namun tidak berarti bahwa mereka akan melakukannya sesuai dengan rencana.
Aliansi Amerika Serikat-NATO-Israel menyadari bahwa musuh memiliki kemampuan yang signifikan untuk merespon dan membalas. Faktor ini sendiri penting selama lima tahun terakhir dalam mengambil keputusan, baik oleh Amerika Serikat maupun sekutunya untuk menunda serangan terhadap Iran.

Faktor penting lainnya adalah kerangka aliansi militer. Sementara NATO telah menjadi kekuatan yang tangguh, Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), yang merupakan aliansi antara Rusia dan Cina dan sejumlah negara mantan republik Sovyet melemah secara signifikan.
Ancaman militer Amerika Serikat secara terus-menerus yang langsung ditujukan kepada Cina dan Rusia, dimaksudkan untuk melemahkan SCO dan mencegah segala bentuk aksi militer sebagai pihak sekutu yang akan membela Iran, dalam hal  terjadinya serangan NATO-Amerika Serikat-Israel.
Kekuatan seimbang apa yang mungkin dapat mencegah perang ini terjadi? Ada banyak kekuatan-kekuatan di dalam aparatur Negara Amerika Serikat yang sedang bekerja langsung, baik Kongres maupun Pentagon dan NATO.

Kekuatan sentral dalam mencegah terjadinya perang pada akhirnya secara mendasar datang dari dalam masyarakat yang dengan penuh kekuatan melakukan tindakan menentang antiperang oleh ratusan juta orang di seluruh negeri, baik nasional maupun internasional.
Rakyat harus memobilisir tidak hanya terhadap agenda militer jahat, namun juga harus menentang terhadap otoritas Negara dan para pejabatnya.
This war can be prevented if people forcefully confront their governments, pressure their elected representatives, organize at the local level in towns, villages and municipalities, spread the word, inform their fellow citizens as to the implications of a nuclear war, initiate debate and discussion within the armed forces.
Perang ini dapat dicegah jika rakyat bersikap tegas dalam menghadapi pemerintah mereka, memberikan tekanan kepada wakil yang dipilih oleh mereka, mengorganisir di tingkat lokal di perkotaan dan pedesaan, menyebarkan berita, menginformasikan sesama warga mengenai implikasi perang nuklir, memulai debat dan diskusi dalam upaya mencegah perang di dalam angkatan bersenjata.
Tidak cukup  hanya dengan menyelenggaraan demonstrasi massa dan protes antiperang. Apa yang diperlukan adalah pengembangan jaringan akar rumput antiperang yang luas dan terorganisir dengan baik yang menantang struktur otoritas dan kekuasaan.
Apa yang diperlukan adalah gerakan massa rakyat yang kuat menentang legitimasi perang, gerakan masyarakat global yang menyadari bahwa perang merupakan sebuah kejahatan.
Michel Chossudovsky seorang penulis pemenang penghargaan, Profesor  Ekonomi (Emeritus) pada Universitas Ottawa dan Direktur dari the Centre for Research on Globalization (CRG), Montreal. Ia menulis buku berjudul The Globalization of Poverty and The New World Order (2003) dan America’s “War on Terrorism” (2005). Ia juga seorang kontributor the Encyclopaedia Britannica. Tulisan-tulisannya telah diterbitkan dalamlebih dari duapuluh bahasa. Ia dapat dihubungi di globalresearch.ca website

Catatan Penulis: Pembaca budiman, silakan sebarkan tulisan ini secara luas ke teman-teman dan keluarga, forum internet, tempat kerja, di lingkungan Anda, nasional dan internasional, dengan maksud untuk membalikkan gelombang perang. 


Blog Ini. Diberdayakan oleh Blogger.

About

Berita Panas, Berita Terbaru, Berita Lama, Berita Unik, Berita Aneh, semuanya ada di sini.