Jumat, 17 Juni 2011

DKI Dukung Penerapan Pelat Ganjil Genap

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 23.11, under | No comments


 

VIVAnews - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung penuh penerapan kebijakan nomor polisi ganjil genap untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Sistem ini akan diberlakukan pada saat penyelenggaraan pekan olah raga Sea Games.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, mengatakan, jika sistem ini berdampak baik dan efektif mengurangi kemacetan, maka tak ada salahnya bila segera diterapkan.

"Semuanya bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan, yang penting pengawasannya, kita pilih yang bisa dilaksanakan," ujar Fauzi Bowo usai salat Jumat di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 17 Juni 2011.

Sementara menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, rencana uji coba  di Jakarta, November 2011 mendatang. Namun, sebelum diuji coba, akan dilakukan pemaparan kebijakan ini bersama dengan Dirlantas Polda Metro Jaya kepada Gubernur DKI.

"Usulan itu bagus, kami mendukung, karena tanpa mengerluarkan modal yang banyak, tapi tentu tidak bisa langsung diterapkan begitu saja, tetap harus Gubernur DKI yang memutuskan, jika Gubernur setuju akan kita uji coba," kata dia.

Selain itu, Pristono mengatakan, penerapan kebijakan ini merupakan langkah yang paling baik untuk mengurangi masalah kemacetan sambil menunggu penerapan Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar diberlakukan pada pertengahan 2012, mengingat masalah kemacetan di ibu kota sudah sangat mendesak untuk dicari jalan keluarnya.

"Sambil menunggu payung hukum ERP yang saat ini tengah diproses di Kementerian Perhubungan. Maka dari itu kebijakan plat nomor kendaraan ganjil-genap ini akan lebih dulu diterapkan. Kami sedang siapkan paparannya," jelasnya.

Sedangkan jalur yang rencananya akan diterapkan dalam uji coba sistem ini diutamakan pada jalur 3 in 1, yakni diantaranya di Jalan Sisingamangaraja, Jalan Jendral Sudirman, Jalan MH Thamrin, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Majapahit, Gajah Mada, Jalan Pintu Besar Selatan, Jalan Pintu Besar Utara, Hayam Wuruk dan sebagian Jalan Gatot Subroto.

Pristono pun menjelaskan sebanyak 44 armada busway akan ditambah akhir tahun ini untuk mendukung penerapan ganji genap ini. "Sebanyak 44 articulated bus (bus gandeng) akan disuplay ke koridor I dan IX," terangnya. (umi)

Jalan Jakarta Paling Tidak Memuaskan di Dunia

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 23.07, under , | No comments


 

VIVAnews - Jakarta ada diperingkat paling buncit mengenai tingkat kepuasan pengguna jalan, karena kemacetan lalu lintas dan kepadatan transportasi publiknya. Kota lain yang masuk dalam daftar merah adalah Seoul, Korea Selatan, dan Rio de Janeiro, Brasil.

Tingkat kepuasan pengguna jalan yang sangat rendah di Jakarta, terungkap dari hasil survei Journey Experience Index Frost & Sulliva yang dilakukan Frost & Sullivan, sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang industri dan jasa konsultasi.

Dari data yang mereka miliki, tingkat kepuasan pengguna jalan di Jakarta hanya 30,5 poin, Seoul 35,5 dan Rio de Jeneiro 45,5 poin. Sementara tiga peringkat yang paling memuaskan adalah Kopenhagen, Seattle, dan Sydney.

Survei ini juga diukur dari tingkat kecepatan, biaya perjalanan, kenyamanan, dan pengalaman secara keseluruhan. Dilaksanakan pada September 2010 hingga Februari 2011 yang melibatkan 14,771 responden dari 23 kota besar dunia. Ini juga untuk melacak mobilitas 27.600 pengguna angkutan umum.

Vivek Vaidya, Vice President Automotive & Transportation Practice, Asia Pacific, Frost & Sullivan, mengatakan, survei ini adalah yang pertama dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana masyarakat bepergian secara global, dengan masalah yang mereka hadapi, dan juga solusi yang mereka inginkan.

Ini daftar tingkat kepuasana pengguna jalan versi Frost & Sullivan Journey Experience Index:

1. Kopenhagen (81,5)
2. Seattle (78,5)
3. Sydney (78)
4. San Francisco (75)
5. Dubai (72,5)
6. Los Angeles (72,5)
7. New York (71)
8. London (67,5)
9. Shanghai (67,5)
10. Frankfurt (63,5)
11. Johannesburg (62)
12. New Delhi (62)
13. Paris (61,5)
14. Kuala Lumpur (61)
15. Beijing (60,5)
16. Moskow (60,5)
17. Tokyo (60.5)
18. Singapura (54,5)
19. Mexico City (49,5)
20. Kairo (46,5)
21. Rio de Janeiro (45,5)
22. Seoul (36,5)
23. Jakarta (30,5)

Uji Coba Commuter Line, Penumpang Bingung

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 23.06, under , | No comments


 

VIVAnews - PT KAI Commuter Jabodetabek hari ini melakukan uji coba kereta dengan pola 'single line.' Sistem ini mengharuskan seluruh kereta berhenti di setiap stasiun dan meniadakan layanan kereta ekspres.

Menurut Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran, uji coba dilakukan agar operator, penumpang dan stekeholder memahami perubahan ini. Meski jenis tiket yang baru akan keluar pada 2 Juli 2011 nanti, saat emplementasi sesungguhnya di lakukan.
"Bukan hanya dari segi operasional, tapi ada aspek teknis, kesiapan sumber daya, dan penyesuaian tarif," ujar Makmur.
Secara keseluruhan uji coba berjalan lancar dan jadwal tepat waktu. Namun. tidak dapat dipungkiri masih banyak penumpang yang bingung, baik mengenai harga tiket yang sudah naik dan adanya keterlambatkan beberapa jadwal kereta.

"Jadwal terlambat memang ada, tapi hanya satu atau dua saja. Secara keseluruhan masih tepat waktu. seluruh kereta berhenti di setiap stasiun, dan tidak ada penyusulan," ujar Makmur, Sabtu 18 Juni 2011, saat memberi keterangan di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.

Dari hasil pantuan PT KAI, sejak pukul 04.30 WIB, waktu perjalan masih lancar dan tidak ada kendala. Ditargetkan, headway kereta per stasiun 10 menit.

Diharapkan ujicoba ini berdampak baik dan menambah daya angkut penumpang. Penambahan perjalanan kereta yang semula hanya 444 per hari, kini akan bertambah menjadi 460 perjalanan setiap hari.

"Tujuannya tahun depan ingin target penumpang 1,2 juta per hari," katanya.

Pemberlukan sistem single line ternyata belum bisa diterima penumpang. Apalagi mengenai harga tiket yang dianggap mengalami kenaikan dengan diseragamkan.

Menurut Renny, 24 tahun, warga Depok yang kerap menggunakan kereta untuk pergi kekantor menyampaikan, kebijakan baru ini tidak menguntungkan berbagai pihak, baik pengguna kereta ekonomi AC maupun ekspres.

Menurut dia, seseorang memilih kelas ekonomi AC karena kemampuan sesuai dengan harga tiket tersebut, dengan harga tiket yang diseragamkan, membuat harga tiket dari Rp5.500 menjadi Rp9.000, jelas tidak menguntungkan mereka.

"Sebagai pengguna KRL, saya tidak mengerti sasaran kebijakan ini, karena pemberlakuan tiket commuter line tidak menghasilkan win-win solution bagi konsumen kedua jenis kereta yang harganya diseragamkan itu," katanya.

Renny mengaku kebijakan yang akan diberlakukan pada 2 Juli mendatang ini juga dapat mencerminkan perhatian PT KAI yang semakin berkurang terhadap keselamatan penumpang. Dengan revenue yang semakin bertambah, tidak dapat dibatasi penumpang yang akan naik kereta, sementara jumlah kereta masih sedikit. 

"Petugas akan membiarkan atau kalah dengan penumpang yang merangsek paksa untuk masuk dalam kereta yang sudah penuh terisi dari stasiun sebelumnya," tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Dessy, terjadi keterlambatan waktu tempuh. Dengan kereta commuter line bila dibandingkan naik kereta ekspres.

"Sebenarnya mau protes tapi bagaimana, kita butuh kereta dan sudah nyaman karena bebas macet. Walau kadang suka terlambat," ujarnya.

Blog Ini. Diberdayakan oleh Blogger.

About

Berita Panas, Berita Terbaru, Berita Lama, Berita Unik, Berita Aneh, semuanya ada di sini.