Jumat, 17 Juni 2011

Uji Coba Commuter Line, Penumpang Bingung

Posted by Muhammad Rifqi Aziz 23.06, under , | No comments


 

VIVAnews - PT KAI Commuter Jabodetabek hari ini melakukan uji coba kereta dengan pola 'single line.' Sistem ini mengharuskan seluruh kereta berhenti di setiap stasiun dan meniadakan layanan kereta ekspres.

Menurut Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek, Makmur Syaheran, uji coba dilakukan agar operator, penumpang dan stekeholder memahami perubahan ini. Meski jenis tiket yang baru akan keluar pada 2 Juli 2011 nanti, saat emplementasi sesungguhnya di lakukan.
"Bukan hanya dari segi operasional, tapi ada aspek teknis, kesiapan sumber daya, dan penyesuaian tarif," ujar Makmur.
Secara keseluruhan uji coba berjalan lancar dan jadwal tepat waktu. Namun. tidak dapat dipungkiri masih banyak penumpang yang bingung, baik mengenai harga tiket yang sudah naik dan adanya keterlambatkan beberapa jadwal kereta.

"Jadwal terlambat memang ada, tapi hanya satu atau dua saja. Secara keseluruhan masih tepat waktu. seluruh kereta berhenti di setiap stasiun, dan tidak ada penyusulan," ujar Makmur, Sabtu 18 Juni 2011, saat memberi keterangan di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.

Dari hasil pantuan PT KAI, sejak pukul 04.30 WIB, waktu perjalan masih lancar dan tidak ada kendala. Ditargetkan, headway kereta per stasiun 10 menit.

Diharapkan ujicoba ini berdampak baik dan menambah daya angkut penumpang. Penambahan perjalanan kereta yang semula hanya 444 per hari, kini akan bertambah menjadi 460 perjalanan setiap hari.

"Tujuannya tahun depan ingin target penumpang 1,2 juta per hari," katanya.

Pemberlukan sistem single line ternyata belum bisa diterima penumpang. Apalagi mengenai harga tiket yang dianggap mengalami kenaikan dengan diseragamkan.

Menurut Renny, 24 tahun, warga Depok yang kerap menggunakan kereta untuk pergi kekantor menyampaikan, kebijakan baru ini tidak menguntungkan berbagai pihak, baik pengguna kereta ekonomi AC maupun ekspres.

Menurut dia, seseorang memilih kelas ekonomi AC karena kemampuan sesuai dengan harga tiket tersebut, dengan harga tiket yang diseragamkan, membuat harga tiket dari Rp5.500 menjadi Rp9.000, jelas tidak menguntungkan mereka.

"Sebagai pengguna KRL, saya tidak mengerti sasaran kebijakan ini, karena pemberlakuan tiket commuter line tidak menghasilkan win-win solution bagi konsumen kedua jenis kereta yang harganya diseragamkan itu," katanya.

Renny mengaku kebijakan yang akan diberlakukan pada 2 Juli mendatang ini juga dapat mencerminkan perhatian PT KAI yang semakin berkurang terhadap keselamatan penumpang. Dengan revenue yang semakin bertambah, tidak dapat dibatasi penumpang yang akan naik kereta, sementara jumlah kereta masih sedikit. 

"Petugas akan membiarkan atau kalah dengan penumpang yang merangsek paksa untuk masuk dalam kereta yang sudah penuh terisi dari stasiun sebelumnya," tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Dessy, terjadi keterlambatan waktu tempuh. Dengan kereta commuter line bila dibandingkan naik kereta ekspres.

"Sebenarnya mau protes tapi bagaimana, kita butuh kereta dan sudah nyaman karena bebas macet. Walau kadang suka terlambat," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Ini. Diberdayakan oleh Blogger.

About

Berita Panas, Berita Terbaru, Berita Lama, Berita Unik, Berita Aneh, semuanya ada di sini.