Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (18/10), pernyataan Salami dikeluarkan oleh Kantor Berita Pelajar Iran (ISNA) itu tampaknya usaha Iran untuk menggambarkan situas terjadi di Timur Tengah. Dia mengatakan hal ini di depan 15 ribu pejuang dikenal dengan Basiji saat berlatih di Ibu Kota Teheran. Pejuang ini dikontrol oleh pasukan revolusi.
Latihan itu dikenal dengan 'Ila Beit ol Moqaddas' atau memasuki kota suci Yerusalem. Dalam latihan para pejuang dilatih untuk bertahan terhadap serangan udara dan ancaman lainnya.
Uni Eropa baru-baru ini menjatuhkan sangsi terhadap Iran dan menyerang Iran agar menghentikan program nuklirnya. Pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa tiga hari lalu di Luxembourg, Uni Eropa menjatuhkan pembatasan kepada Iran. Ini dimaksudkan untuk menyerang kekayaan Iran dan meningkatkan tekanan kepada pemerintahan Islam dipimpin Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Sementara penyedia layanan satelit utama Eropa mengambil alih 19 saluran televisi dan radio Iran. Sangsi ini dilakukan atas tuduhan sensor dan munculnya ancaman dari stasiun televisi nasional setempat. Pemerintahan Uni Eropa juga menjatuhkan sangsi terhadap perusahaan-perusahan besar di sektor perminyakan dan gas Iran serta memperkuat pembatasan pada bank sentral untuk menekan keuangan Iran.
Lebih dari 30 perusahaan menjadi target Uni Eropa untuk dibekukan, termasuk perusahan minyak nasional Iran, perusahaan eksportir minyak mentah terbesar Iran, dan perusahaan tanker nasional Iran. Semuanya merupakan perusahan utama bagi industri minyak Iran
Iran tetap menolak bekerja sama secara penuh dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait program nuklirnya. Di pertemuan Uni Eropa IAEA menyebut tindakan Iran secara terang-terangan melanggar peraturan internasional.
Banyak negara takut Iran sedang mengembangkan program senjata nuklir. Tapi pejabat Iran mengatakan program nuklir itu dilakukan semata-mata untuk tujuan damai.
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar