DETIKPOS.net - Alat utama sistem senjata (alutsista) TNI akan diperiksa Tim PBB. Alutsista yang diperiksa bukan yang ada di Tanah Air, yang belakangan ini sering mengalami musibah, melainkan alutsista yang terlibat dalam misi perdamaian PBB (UNIFIL).
Menurut rilis yang diterima detikcom Senin (15/6/2009), untuk mengecek kesiapan operasional satuan yang tergabung dalam misi UNIFIL, pihak PBB akan mengadakan inspeksi terhadap alutsista dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-C di Lebanon Selatan.
Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL kali ini merupakan pemeriksaan kedua. Menghadapi inspeksi tersebut pada hari Minggu (14/6/2009) Satgas menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu meliputi kendaraan tempur, kendaraan administrasi dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau TCC (Troops Contributing Countries) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Selain itu tim PBB akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75% alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi. Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75%, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal.
Dalam kegiatan pra COE yang dilakukan secara maraton, Kasi 4/Logistik Konga XXIII-C, Mayor Inf Jones Sasmita yang bertanggung jawab terhadap kesiapan alutsista dan material Satgas mengatakan, bahwa Indobatt (Indonesian battalion)/Konga XXIII-C siap diperiksa oleh tim PBB.
Penggelaran alutsista dan material yang dilakukan oleh tim internal Indobatt secara teliti memeriksa satu persatu kelengkapan dan kesiapan kendaraan tempur dan kendaraan operasional yang akan menjadi sasaran inspeksi Tim PBB. Pengecekan awal terhadap kondisi alutsista dan material Satgas dimaksudkan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi alat tersebut, sehingga apabila ada kekurangan dan ketidaksiapan segera dapat diperbaiki.
Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C yang berjumlah 850 personel di bawah komando Letkol Inf R. Haryono (Abituren Akmil 1991) dilengkapi dengan alutsista dan material yang membutuhkan perawatan dan tanggung jawab yang sangat besar, seperti kendaraan tempur VAB, BTR, Panser, kendaran berat dan ringan serta material pendukung yang lain termasuk perlengkapan perorangan.
Tim PBB dijadwalkan akan memeriksa kesiapan pasukan TNI Konga XXIII-C pada 22 – 23 Juni 2009 mendatang. Pada COE pertama yang dilakukan beberapa bulan yang lalu alutsista dan material Indobatt/Konga XXIII-C dinyatakan lulus inspeksi dan 93 % dinyatakan siap operasi. (nrl/iy)
Menurut rilis yang diterima detikcom Senin (15/6/2009), untuk mengecek kesiapan operasional satuan yang tergabung dalam misi UNIFIL, pihak PBB akan mengadakan inspeksi terhadap alutsista dan alat perlengkapan yang digunakan pasukan TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-C di Lebanon Selatan.
Pemeriksaan yang dikenal dengan COE (Contingent Owned Equipment) ini dilakukan setiap tiga bulan sekali, dan bagi Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL kali ini merupakan pemeriksaan kedua. Menghadapi inspeksi tersebut pada hari Minggu (14/6/2009) Satgas menggelar seluruh perlengkapan yang digunakan untuk dicek satu persatu meliputi kendaraan tempur, kendaraan administrasi dan perlengkapan kemarkasan yang lain.
Bagi negara penyumbang pasukan di PBB atau TCC (Troops Contributing Countries) yang menggunakan sistem wet lease seperti Indonesia, COE merupakan kegiatan yang harus dipersiapkan, karena apabila ada salah satu peralatan yang dinyatakan tidak siap pakai maka akan berpengaruh terhadap reimbursement (pembayaran kembali).
Selain itu tim PBB akan memberikan penilaian apakah Satgas dinyatakan siap atau tidak untuk melaksanakan operasi penjaga perdamaian di Lebanon Selatan di bawah UNIFIL. Standar kelayakan yang ditetapkan oleh PBB adalah 75% alutsista dan material Satgas harus memenuhi syarat dan siap operasi. Jika dalam pemeriksaan tersebut kondisi alutsista dan material Satgas dibawah 75%, maka dapat dinyatakan tidak siap operasi dan dapat direpatriasi atau dipulangkan ke negara asal.
Dalam kegiatan pra COE yang dilakukan secara maraton, Kasi 4/Logistik Konga XXIII-C, Mayor Inf Jones Sasmita yang bertanggung jawab terhadap kesiapan alutsista dan material Satgas mengatakan, bahwa Indobatt (Indonesian battalion)/Konga XXIII-C siap diperiksa oleh tim PBB.
Penggelaran alutsista dan material yang dilakukan oleh tim internal Indobatt secara teliti memeriksa satu persatu kelengkapan dan kesiapan kendaraan tempur dan kendaraan operasional yang akan menjadi sasaran inspeksi Tim PBB. Pengecekan awal terhadap kondisi alutsista dan material Satgas dimaksudkan untuk mengetahui sedini mungkin kondisi alat tersebut, sehingga apabila ada kekurangan dan ketidaksiapan segera dapat diperbaiki.
Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C yang berjumlah 850 personel di bawah komando Letkol Inf R. Haryono (Abituren Akmil 1991) dilengkapi dengan alutsista dan material yang membutuhkan perawatan dan tanggung jawab yang sangat besar, seperti kendaraan tempur VAB, BTR, Panser, kendaran berat dan ringan serta material pendukung yang lain termasuk perlengkapan perorangan.
Tim PBB dijadwalkan akan memeriksa kesiapan pasukan TNI Konga XXIII-C pada 22 – 23 Juni 2009 mendatang. Pada COE pertama yang dilakukan beberapa bulan yang lalu alutsista dan material Indobatt/Konga XXIII-C dinyatakan lulus inspeksi dan 93 % dinyatakan siap operasi. (nrl/iy)
0 komentar:
Posting Komentar