Beijing: Kepala Bank Dunia Robert Zoellick memperingatkan bahwa ekonomi global menuju ke sebuah "zona bahaya" baru. Ia juga mendesak Cina, agar mempercepat reformasi struktural untuk membantu perkembangannya.
"Krisis keuangan di Eropa telah menjadi krisis utang negara, dengan implikasi serius bagi moneter, bank, dan daya saing dari beberapa negara," kata Zoellick pada sebuah konferensi di Beijing, Cina, Sabtu (2/9).
Dikatakan Zoellick, Amerika Serikat harus mengatasi masalah utang, pengeluaran, reformasi pajak untuk meningkatkan pertumbuhan sektor swasta, dan kebijakan perdagangan yang terhenti. "Ekonomi dunia sedang memasuki zona bahaya baru musim gugur ini," tegasnya.
Kepala Bank Dunia juga mendesak Beijing, agar mempercepat reformasi struktural karena negara itu berusaha mengembangkan diri, dari ekonomi didorong ekspor ke arah model pertumbuhan yang lebih bergantung pada konsumsi domestik. "Tantangan struktural China terjadi dalam konteks internasional saat ini memperlambat pertumbuhan dan melemahnya kepercayaan," katanya.
Zoellick menambahkan, Cina akan menghadapi tantangan lebih lanjut dalam tahun-tahun mendatang. "Dalam 15 sampai 20 tahun mendatang, Cina adalah memiliki posisi yang baik untuk bergabung dengan jajaran negara-negara berpendapatan tinggi di dunia," katanya.
Bank Dunia pada Juli lalu mereklasifikasi Cina sebagai negara berpendapatan menengah atas, sekaligus menempatkannya dalam kelompok negara-negara yang perlu beralih dari model pertumbuhan yang bergantung pada saat mereka miskin.
"Mereka bisa tertekan pada kedua ujungnya: oleh persaingan dari negara-negara berpenghasilan rendah, upah rendah, serta oleh persaingan dari negara-negara berpenghasilan tinggi melalui inovasi dan perubahan teknologi," katanya.(Ant/SHA)
Sumber : disinii
0 komentar:
Posting Komentar