Aisha Khadafi mengingatkan massa akan kenangan pahit saat dibom AS pada 25 tahun lalu.
VIVAnews - Muammar Khadafi sering memberi kesempatan kepada putra-putranya untuk tampil di muka umum menggalang dukungan massa demi melawan upaya pemberontak yang - dengan dukungan pasukan Koalisi Internasional - ingin menjungkalkan dirinya dari kekuasaan. Namun, baru kali ini pemimpin Libya itu mengedepankan anak perempuannya.
Dia adalah Aisha Khadafi. Menurut kantor berita Associated Press, para pendukung Khadafi menyambut riuh kemunculan Aisha di atas balkon suatu bangunan yang rusak berat di ibukota Libya, Tripoli, Jumat dini hari waktu setempat.
Bangunan itu sengaja tidak dipugar karena menjadi peringatan bagi rakyat Libya atas serangan udara yang pernah dilakukan Amerika Serikat (AS). Tepat 25 tahun lalu, bangunan yang pernah dihuni Khadafi dan keluarganya itu dibom oleh jet tempur AS.
Saat itu, AS membalas teror bom yang diduga dilakukan intel Libya di suatu diskotik di Jerman, yang menewaskan dua tentara Amerika. Khadafi selamat dari pengeboman AS itu, namun seorang putri angkatnya tewas.
Kenangan pahit itulah yang diangkat Aisha kepada para pendukung Khadafi. "Mari kita kembali kepada masa saat saya masih kecil, masih berumur sembilan tahun, di rumah ini," kata Aisha, yang kini telah berusia 34 tahun. "Saat itu ada hujan rudal dan bom. Mereka mencoba membunuh saya. Mereka mencoba membunuh puluhan anak di Libya," seru Aisha.
"Kini, 25 tahun kemudian, rudal yang sama, bom yang sama, menghujani kepala anak-anak kita," lanjut Aisha, yang disambut gemuruh teriakan para pendukung ayahnya di bawah.
Dia lalu mengatakan bahwa ayahnya dan rakyat Libya tidak gentar dengan serangan Koalisi, yang membantu pemberontak. "Tinggalkan langit negeri kami bersama bom-bom kalian. Kita sebagai rakyat tidak dapat dikalahkan," seru Aisha.
Sebelumnya, Khadafi menunjukkan diri masih kuat menghadapi serangan udara pasukan Koalisi dan aksi pemberontak. Pemimpin Libya itu mengacungkan kepalan tangannya dari atas sebuah mobil di hadapan para pendukung di Tripoli - pada hari yang sama saat Koalisi pimpinan NATO kembali membombardir kota itu, Kamis kemarin.
Stasiun televisi pemerintah Libya menayangkan Khadafi berkeliling Tripoli dengan mobil SUV. Memakai jas dan berkaus hitam, serta mengenakan kaca mata hitam dan topi, Khadafi muncul dari atap mobil sambil mengacungkan tinju kepada para pendukungnya.
VIVAnews - Muammar Khadafi sering memberi kesempatan kepada putra-putranya untuk tampil di muka umum menggalang dukungan massa demi melawan upaya pemberontak yang - dengan dukungan pasukan Koalisi Internasional - ingin menjungkalkan dirinya dari kekuasaan. Namun, baru kali ini pemimpin Libya itu mengedepankan anak perempuannya.
Dia adalah Aisha Khadafi. Menurut kantor berita Associated Press, para pendukung Khadafi menyambut riuh kemunculan Aisha di atas balkon suatu bangunan yang rusak berat di ibukota Libya, Tripoli, Jumat dini hari waktu setempat.
Bangunan itu sengaja tidak dipugar karena menjadi peringatan bagi rakyat Libya atas serangan udara yang pernah dilakukan Amerika Serikat (AS). Tepat 25 tahun lalu, bangunan yang pernah dihuni Khadafi dan keluarganya itu dibom oleh jet tempur AS.
Saat itu, AS membalas teror bom yang diduga dilakukan intel Libya di suatu diskotik di Jerman, yang menewaskan dua tentara Amerika. Khadafi selamat dari pengeboman AS itu, namun seorang putri angkatnya tewas.
Kenangan pahit itulah yang diangkat Aisha kepada para pendukung Khadafi. "Mari kita kembali kepada masa saat saya masih kecil, masih berumur sembilan tahun, di rumah ini," kata Aisha, yang kini telah berusia 34 tahun. "Saat itu ada hujan rudal dan bom. Mereka mencoba membunuh saya. Mereka mencoba membunuh puluhan anak di Libya," seru Aisha.
"Kini, 25 tahun kemudian, rudal yang sama, bom yang sama, menghujani kepala anak-anak kita," lanjut Aisha, yang disambut gemuruh teriakan para pendukung ayahnya di bawah.
Dia lalu mengatakan bahwa ayahnya dan rakyat Libya tidak gentar dengan serangan Koalisi, yang membantu pemberontak. "Tinggalkan langit negeri kami bersama bom-bom kalian. Kita sebagai rakyat tidak dapat dikalahkan," seru Aisha.
Sebelumnya, Khadafi menunjukkan diri masih kuat menghadapi serangan udara pasukan Koalisi dan aksi pemberontak. Pemimpin Libya itu mengacungkan kepalan tangannya dari atas sebuah mobil di hadapan para pendukung di Tripoli - pada hari yang sama saat Koalisi pimpinan NATO kembali membombardir kota itu, Kamis kemarin.
Stasiun televisi pemerintah Libya menayangkan Khadafi berkeliling Tripoli dengan mobil SUV. Memakai jas dan berkaus hitam, serta mengenakan kaca mata hitam dan topi, Khadafi muncul dari atap mobil sambil mengacungkan tinju kepada para pendukungnya.
0 komentar:
Posting Komentar