REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Bocoran kawat diplomatik Kedubes AS di Tokyo ternyata menyinggung soal krisis nuklir negara tersebut. Selain sudah memprediksi ada standar keamanan yang perlu diperbaiki sejak 2008, kawat serupa juga menyatakan pemerintah Jepang menutup-tutupi kecelakaan nuklir.
Hal ini disampaikan Taro Kono, anggota kabinet rendah parlemen Jepang pada Oktober 2008. Kono menyampaikan hal ini ke diplomat AS. Dia menuding pemerintah Jepang merahasiakan sesuatu terkait insiden nuklir saat itu.
Kono juga menuduh pemerintah Jepang tidak menggubris energi alternatif lain di Jepang yang bisa dimanfaatkan ketimbang nuklir. Seperti pembangkit listrik tenaga angin.
"Kono menuding Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menutup-tutupi kecelakaan nuklir dan menyembunyikan biaya sebenarnya dari sebuah reaktor nuklir. Ada masalah nuklir yang disembunyikan," kata laporan diplomat itu.
"Kono juga mengatakan Jepang pada 2008 sudah mengalami peningkatan aktivitas gempa. Tingginya aktivitas gempa tiga tahun lalu itu sudah memsinyalkan soal keamanan reaktor nuklir Jepang.
Perdana Menteri Jepang saat ini, Naoko Kan, ketika itu masih menjabat sebagai menteri teknologi dan sains.
Hal ini disampaikan Taro Kono, anggota kabinet rendah parlemen Jepang pada Oktober 2008. Kono menyampaikan hal ini ke diplomat AS. Dia menuding pemerintah Jepang merahasiakan sesuatu terkait insiden nuklir saat itu.
Kono juga menuduh pemerintah Jepang tidak menggubris energi alternatif lain di Jepang yang bisa dimanfaatkan ketimbang nuklir. Seperti pembangkit listrik tenaga angin.
"Kono menuding Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menutup-tutupi kecelakaan nuklir dan menyembunyikan biaya sebenarnya dari sebuah reaktor nuklir. Ada masalah nuklir yang disembunyikan," kata laporan diplomat itu.
"Kono juga mengatakan Jepang pada 2008 sudah mengalami peningkatan aktivitas gempa. Tingginya aktivitas gempa tiga tahun lalu itu sudah memsinyalkan soal keamanan reaktor nuklir Jepang.
Perdana Menteri Jepang saat ini, Naoko Kan, ketika itu masih menjabat sebagai menteri teknologi dan sains.
Sumber: Telegraph
0 komentar:
Posting Komentar