Serangkaian pemboman di Jakarta dengan motif buku akhir-akhir ini, sampai sekarang belum diketahui siapa dalang dan motif. Namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengakui bahwa ia telah menerima berbagai laporan terpojok. Pemberitaan tingkat pemboman teror di ibukota sebagai kegagalan Presiden untuk melindungi warga negara. Presiden Yudhoyono juga memberikan pernyataan kuat ditolak.
"Saya harus memposting berita, mengatakan bahwa ini adalah bukti SBY tidak bisa menjaga keamanan Dalam perjalanan,. Jika Anda tidak seperti saya, tidak mengorbankan rakyat,''kata Yudhoyono pada pertemuan kabinet paripurna pembukaan membahas draft rencana kerja dan RABPN 2012 di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17 / 3).
SBY menegaskan, motif yang berada di belakang aksi ini. Karena itu pada seluruh jajaran keamanan dan intelijen diperlukan untuk bekerja keluar semua. Presiden juga berjanji untuk mengikuti semua tahap pengungkapan kasus teror bom menghantui warga kota ini.
''Saya segera terungkap. Di masa lalu tidak dapat mengungkapkan terlalu lama. Sekarang jika Anda bekerja penuh serius, itu harus terungkap. Dengan paket bom, saya telah menginstruksikan kepada jajaran BIN, jajaran polisi, TNI Komando Teritorial bekerja lebih keras utama untuk mengungkap para pelaku kejahatan ini,''tegas SBY.
Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa tidak boleh diberi ruang untuk menghancurkan rasa aman dalam masyarakat yang mengklaim telah pulih dari beberapa tahun yang lalu. Berbagai bom teroris, diyakini akan terus tumbuh jika tidak segera ditindaklanjuti oleh akar.
Perhaps''the kelompok yang selama ini melakukan teror, telah mengubah taktik dan teknik. Kita tidak harus kehilangan dan kehilangan inisiatif. Pastikan untuk menjalankan tugas dengan SBY terbaik dan antisipatif,''tegas.
Presiden SBY juga mengomentari korban akibat pengeboman teroris di kantor berita buku 68 H, Utan Kayu, Jakarta Timur, yaitu Kompol Dodi Rahmawan yang terpaksa harus mengamputasi tangannya ketika mencoba untuk mengamankan paket yang berisi bom. Menurut Presiden, penanganan ancaman bom tidak boleh dianggap enteng. Pada saat itu, pengeboman Kompol Dodi aman tanpa keamanan.
''Saya juga melihat beberapa kecerobohan petugas kami, jangan terjadi lagi. Tekankan bahwa petugas kami petugas profesional dan tidak mempertimbangkan situasi cahaya, sehingga menimbulkan kecelakaan seharusnya tidak terjadi,''kata SBY.
Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan bahwa bom itu menggunakan paket buku dihitung sebagai modus baru. Jadi, kita perlu pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui segala informasi tentang motif pelaku. Termasuk tentang ancaman bom yang dikirim lebih banyak pemain menggunakan paket yang sama.
''Semua informasi yang mendatang, kami akan mengevaluasi. Termasuk hari ini, masih kita dalami. Ini modus baru, sehingga perlu pendalaman lagi,''kata Timur.
Timur juga meminta masyarakat untuk tidak berspekulasi tentang pelaku teror bom buku saat ini. Karena untuk menentukan pelaku dan motif di balik itu, mengambil langkah-langkah hati-hati. Sejauh ini, diketahui bahwa paket bom buku dikirim via kurir.
Today''is penyelidikan messenger target. Hal ini memperdalam Polda Metro Jaya. Kami tidak berspekulasi pertama, semuanya masih dalam penyelidikan,''tegas Timur.
Sementara itu, Menko Polhukam Djoko Suyanto meminta seluruh elemen masyarakat dan seluruh Polisi di Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan terjadinya berbagai aksi teror pemboman di ibukota. Tentang indikasi siapa pelaku dan motif di balik itu, Djoko tidak mau berspekulasi terlalu banyak.
Analysis''that bisa banyak dan saya tidak ingin menganalisis berdasarkan pemahaman. Polisi dan Kementerian pemberdayaan, akan melakukan analisis berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Kami tidak ingin untuk menduga, semua harus diselidiki dan fakta yang tepat,''kata Djoko. [jpnn.com]
0 komentar:
Posting Komentar